Vatikan, 1978: Pada tanggal 29 September, dunia dikejutkan kematian mendadak Paus Yohanes Paulus I, yang baru ditahbiskan 33 hari sebelumnya. Pengumuman resmi Vatikan: Bapa Suci wafat karena sebab-sebab yang tak diketahui, “kemungkinan berkaitan dengan serangan jantung”. Jasad Paus dibalsem sebelum kurun waktu 24 jam usai, mencegah kemungkinan untuk autopsi.
London, 2006: Jurnalis Sarah Monteiro kembali dari liburan dan menemukan amplop misterius di kotak posnya. Di dalamnya terdapat daftar nama dan pesan bersandi. Pada mulanya Sarah hanya kebingungan, tapi saat penyusup mendobrak masuk rumahnya, dia tahu daftar itu dapat mengancam nyawanya.
Tersedot ke dalam pusaran penuh tipuan, Sarah menyadari isi amplop itu adalah kunci yang dapat mengungkap korupsi yang tak pernah terbayangkan---plot yang menghancurkan bukan hanya penjahat licik dan politisi busuk, melainkan juga para pejabat Gereja, dan bahkan mungkin keluarganya sendiri. Amplop tersebut memunculkan pertanyaan: Apa yang sebenarnya terjadi selama masa jabatan Yohanes Paulus I yang amat singkat? Rencana apa yang digagalkan pada malam bulan September 1978 itu? Siapa yang mendapat keuntungan atas kematian Paus?
Buku yang ditulis oleh Luis Miguel Rocha ini sangat menarik, menceritakan tentang konspirasi yang terjadi di lingkungan gereja. Yang berlatar belakang dari kejadian yang terjadi pada pendirian Republik Portugal pada tahun 1910, juga adanya penyerangan terhadap kaum agama berupa penyerangan terhadap biara dan pengusiran para biarawati. Ternyata konflik antara golongan gereja dengan kaum politik itu masih berlanjut dengan terbunuhnya Paus yang terakhir.