Belbuk.comtoko buku onlineBuku Original021-4202857
Cara PembelianTestimoniPusat BantuanTentang KamiHubungi Kami
Buku    Kedokteran & Kesehatan    Kesehatan

Sehat Setengah Hati

Berat 0.56
Tahun 2025
Halaman 194
Penerbit Gramedia Pustaka Utama
Sinopsis          Buku Sejenis
 
Harga: Rp139.000
Tersedia:
Dikirim 2-5 hari berikutnya SETELAH pembayaran diterima. (Senin s/d Jumat, kecuali hari libur)

Sinopsis

Manusia adalah makhluk yang penuh ironi. Kita merawat kendaraan dengan ketelitian luar biasa, tetapi tubuh kita, satu-satunya rumah yang benar-benar kita tinggali, dibiarkan bekerja tanpa jeda, diabaikan, bahkan dieksploitasi. Kita menganggapnya sebagai mesin yang tak terbatas, hingga suatu hari tubuh mulai memberontak: kelelahan yang tak kunjung hilang, penyakit yang diam-diam tumbuh, atau sekadar kehilangan semangat hidup yang dulu terasa begitu alami. Sehat Setengah Hati adalah sebuah refleksi tajam bagi diri sendiri, tentang bagaimana kita memperlakukan tubuh, mengupas lapisan-lapisan paradoks manusia yang sadar akan pentingnya kesehatan, tetapi tetap menunda untuk bertindak, seolah-olah waktu dan daya tahan tubuh adalah sumber daya yang tak akan habis.

Dengan menggunakan lensa Health Belief Model, buku ini mengajak kita menyelami bagaimana keyakinan dan persepsi membentuk pola hidup kita. Dari rasa kebal semu terhadap penyakit (perceived susceptibility), kecenderungan menyepelekan ancaman kesehatan (perceived severity), hingga ilusi bahwa perubahan itu sulit dan penuh hambatan (perceived barriers), kita sering kali menjadi korban dari cara pikir kita sendiri. Namun, di antara itu semua, ada potensi pemahaman yang lebih dalam tentang manfaat hidup sehat (perceived benefits) dan keberanian untuk bertindak (cues to action) yang dapat mengubah jalan hidup kita. Tidak ada manusia yang benar-benar tak peduli pada kesehatannya, yang ada hanyalah mereka yang terlalu lama terjebak dalam kebiasaan menunda.

Lebih dari sekadar kritik sosial, Sehat Setengah Hati adalah ajakan bagi kita untuk kembali mencintai tubuh dengan kesadaran penuh—bukan dengan ketakutan akan penyakit, tetapi dengan rasa syukur karena diberi kesempatan untuk menjaga kehidupan. Ia mengingatkan bahwa sehat bukan sekadar kondisi fisik, tetapi juga kebebasan untuk bermimpi, bergerak, dan menikmati hidup tanpa batasan. Sehat bukanlah sesuatu yang harus kita perjuangkan ketika telah jatuh sakit, tetapi sesuatu yang perlu kita rawat sejak awal, sebagai bentuk penghormatan kepada satu-satunya rumah yang tak bisa kita tinggalkan: tubuh kita sendiri.
(Kembali Ke Atas)
Advertisement:
(Kembali Ke Atas)