Sinopsis
Sebagal salah satu ibadah utama dalam Islam, puasa adalah ibadah yang sangat istimewa, merupakan ibadah abadi yang diwajibkan oleh Allah SWT, tak hanya bagi kaum Muslim, tetapi juga umat-umat terdahulu. Umat Islam, sesuai klaimnya sendiri serba umat terbaik the best ummah tentu harus
mampu melaksanakan ibadah puasa dengan sebaik-baiknya, agar mereka mencapai derajat takwa, laallakum tataqun (QS. al-Baqarah [2]:183). Puasa memiliki kebaikan (hikmah) yang amat besar, bahkan multidimensional, baik secara fisikal, moral, intelektual, dan spiritual. Puasa membuat kita sehat dan bugar. Shumu tashihhu, tegas Nabi SAW. Puasa juga mencegah dan menghalangi kita dari kejahatan, dosa-dosa, dan maksiat (al-Shiyam junnah). Di samping itu, puasa mengendalikan pikiran dan hati kita menuju Allah SWT, serta menjaga agar tidak berpaling meski sekejap mata (tharfata ayn) dari pandangan-Nya. Inilahmenurut Ghazali puncak kebaikan yang bisa dicapai melalui ibadah puasa. Dalarn ibadah puasa terkandung semangat pengendalian dan pencegahan diri (kaffwa tark) dari hal-hal yang destruktif (al-muhlikat) di satu pihak, serta semangat pengembangan [motivasi] diri pada hal-hal yang konstruktif (al-munjiyat) di lain pihak. Puasa menjadi sangat istimewa, karena konsep trilogi penyucian dan pengembangan diri dalam ajaran kerohanian Islam terdapat semua di dalamnya, baik teknik pengosongan (takhally), pengembangan (tahally), maupun performa (tajally). Lalu, puncaknya, puasa mengantar pelakunya mencapai kemenangan besar, yaitu surga dan bebas dari api neraka (free of fire) pada saat manusia kembali kepada diri sejati atau kesejatian dirinya yang suci dan fitri (id al-fithr). Kemenangan ini memang pantas dirayakan dengan terus mengumandangkan takbir, Allah Akbar, Allah Akbar, Allah Akbar wa lilah al-Hamd. Puasa mengasah kepekaan moral dan ketajaman spiritual menuju kemenangan besar. Wallahu alam!