Sinopsis
Dalam kehidupan anak terdapat dua proses yang beroperasi secara kontinu, yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Kedua proses tersebut berlangsung secara interdependen atau saling bergantung satu sama lain. Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitatif, yaitu peningkatan ukuran dan struktur tubuh. Sebaliknya, perkembangan berkaitan dengan perubahan kualitatif dan kuantitatif, yaitu deretan progresif dari perubahan yang teratur dan coherent (saling berkaitan). Hal ini menunjukkan adanya hubungan nyata antara perubahan yang terjadi dan perubahan yang telah didahului atau yang akan mengikutinya. Tahapan perkembangan anak yang dikemukakan para ahli berbeda-beda, tetapi tidak saling bertentangan karena setiap tahapan tersebut bertitik tolak pada perbedaan budaya dari tiap-tiap ahli. Umumya, tahapan perkembangan anak dibagi empat, yaitu masa bayi neonatal (0-2 minggu), masa bayi (2 minggu-2 tahun), awal masa kanak-kanak (2 tahun-6 tahun), dan akhir masa kanak-kanak (6 tahun-13 tahun).
Adapun secara psikologis, masa remaja adalah usia individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia ketika anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua, tetapi berada dalam tingkatan yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak. Semua tugas perkembangan remaja dipusatkan pada penanggulangan sikap pola perilaku yang kekanak-kanakan dan mengadakan persiapan untuk menghadapi masa dewasa. Pematangan emosi, secara tradisional remaja dianggap periode “badai dan tekanan”, yaitu masa yang menunjukkan tingginya ketegangan emosi sebagai akibat dari perubahan fisik dan kelenjar. Hal ini dikarenakan remaja berada di bawah tekanan sosial dan menghadapi kondisi baru, yang tidak ia persiapkan sejak masa anak-anak. Ketidakstabilan emosi juga disebabkan dampak dari usaha penyesuaian diri pada pola perilaku baru dan harapan sosial baru. Misalnya, masalah percintaan.