Tweet |
|
Harga: Rp60.000
|
Terpencil, terbelakang, miskin masih menjadi pemandangan jamak di wilayah perbatasan sebagai refleksi ketidakmampuan dan ketidakpedulian pemerintah pusat mengelola perbatasan. Isu perbatasan kalah menarik dengan berbagai isu politik, sosial dan ekonomi di Indonesia sehingga kadangkala luput dari pemberitaan media massa.
Buku ini mencoba menyajikan bagaimana memahami permasalahan pembangunan perbatasan Indonesia Malaysia yang tidak hanya dipahami dalam perspektif pertumbuhan ekonoi namun mengalami transformasi paradigma pembangunan dari production center development ke human development dan human security. Keamanan manusia (human security) menjadi perspektif dan tujuan baru memahami pembangunan perbatasan dengan menciptakan kondisi lingkungan, baik lingkungan politik maupun lingkungan sosial-budaya yang dapat mendorong lahirnya manusia kreatif dan produktif.
Buku ini perlu dibaca oleh para pemerhati kajian perbatasan, kalangan pemerintah pusat dan daerah, pemangku kebijakan, mahasiswa yang belajar politik global dan kajian pembangunan, sebagai masukan dan pengayaan kajian teoritik dan praktis memahami pembangunan perbatasan yang tidak hanya berhubungan denga produksi dan distribusi barang-barang material. Namun pembangunan perbatasan lebih bermakna kepada suatu kesadaran dan aktivitas yang dapat menciptakan kondisi-kondisi yang membuat manusia mampu mengembangkan kreativitas dan produktivitasnya.
Hidajanto Jamal | Wibowo | Jake Knapp | Ahmad Sutawijaya | Irham Fahmi |