Sinopsis
Kebanyakan orang menganggap bahwa firman Allah yang terakhir diturunkan setelah suhuf nabi-nabi terdahulu, zabur, taurat, dan injil hanya terekam melalui kitab suci al-Qur’an, padahal ada juga firman Allah yang turun bersamaan dengan al-Qur’an yang terekam melalui sabda Nabi saw, yaitu hadits qudsi.
Haditsqudsi merupakan firman-firman Allah tersembunyi yang hanya sedikit diketahui orang banyak. Di dalam-Nya Allah berbicara tentang diri-Nya dan hubungannya yang begitu mesra dan intim dengan manusia, serta cinta kasih-Nya yang begitu universal kepada semesta kehidupan ini.
Dia adalah sahabat bagi manusia, teman dalam duka sekaligus tempat bagi mereka mencurahkan hati. Sifat-Nya begitu sangat lembut dan halus sehingga siapapun yang dekat dengannya dapat merasakan kebaikan budi tiada tara. Allah adalah Zat Yang Mahapenyayang. Dia sangat mencintai dan menyayangi manusia melebihi cinta dan sayangnya seorang ibu kepada anak kandungnya sendiri yang ia lahirkan dan besarkan dengan susah payah. Sampai-sampai Ia menggambarkan diri-Nya “seperti” manusia saking cintanya kepada mereka, padahal Dia tak serupa dengan apapun dan tak ada yang menyerupai-Nya sedikitpun. Seperti tatkala Dia mendatangi Nabi saw di dunia ini dan berbicara dengannya dalam wujud yang terlihat jelas oleh beliau saw.
Berbeda dengan al-Qur’an, dalam hadits qudsi Tuhan tidak pernah menyebut dirinya dengan Allah, ataupun dengan nama, ia lebih mencintai memanggil dirinya sendiri dengan kata ganti, “Aku”. Ketika ditanya siapa Dia (Tuhan), Dia hanya menjawab, “Aku hanyalah Aku”. Bahkan dalam mengurai jati diri-Nya dihadapan manusia Dia berfirman, “Aku (adalah) terserah apa yang manusia sangkakan pada-Ku, silahkan ia menyangka (siapa, apa, bagaimana) Aku sesukanya.”
Lalu siapakah Aku sebenarnya? Temukan segera jawabannya dalam kitab monumental ini, karena yang bisa mengenal Aku hanyalah Aku.