Belbuk.comtoko buku onlineBuku Original021-4202857
Cara PembelianTestimoniPusat BantuanTentang KamiHubungi Kami
Buku    Sosial & Politik    Sosial

Diskursus, Kekuasaan dan Praktik Kemiskinan di Pedesaan

Berat 0.35
Tahun 2014
ISBN 9789794619070
Penerbit Yayasan Obor Indonesia
Sinopsis          Buku Sejenis
 
Harga: Rp75.000
Tersedia:
Dikirim 2-5 hari berikutnya SETELAH pembayaran diterima. (Senin s/d Jumat, kecuali hari libur)

Pelanggan yang Membeli Buku Ini Juga Membeli Buku Berikut:

Pokok-Pokok Sosiologi Hukum
Soerjono Soekanto
Rp99.000
Perubahan Sosial dan Pembangunan
Suwarsono
Rp55.000
Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, Cybercommunity, Media Sosial, dan Diskursus Teknologi Media Komunikasi (Edisi 2)
Burhan Bungin
Rp130.000
Karya Tulis Ilmiah Sosial: Menyiapkan, Menulis, dan Mencermatinya (Edisi Revisi)
Yunita T. Winarto
Rp170.000
Lainnya+   

Sinopsis

Buku ini sangat tepat untuk kita baca dan pahami, untuk kemudian menyadari atas implikasi dan komplikasi sosial, ekonomi, dan politik apa saja yang menyertai persoalan-persoalan kemiskinan yang berjalan selama ini baik di tataran kekuasaan maupun praktik nyata di kehidupan masyarakat.

Prof. Dr. Endriatmo Soetarto, Guru Besar Institut Pertanian Bogor


Sebentuk kemiskinan tidak sekedar bersifat multidimensi, namun kemiskinan-kemiskinan itu sendiri memang majemuk. Beragam diskursus kemiskinan ini hidup bersama, namun beroperasi dan menggunakan benda-benda secara berbeda-beda.

Perang antardiskursus kemiskinan tak terhindarkan, dan kini dikuasai pengetahuan bahwa tubuh miskin tidak mampu berproduksi. Namun,pada saat bersamaan berkembang diskursus kemiskinan lain yang beroperasi hanya pada tubuh suku terasing. Sementara itu penganut diskursus sosialis mengolah tubuh miskin beraksi melawan tubuh kaya. Diskursus potensi tubuh miskin menjalin solidaritas dengan tubuh aktivis. Adapun warga desa sendiri menyembunyikan tubuh miskin tetangganya melalui diskursus berbagi kelebihan barang. Tidak ketinggalan elite sebenarnya menganut diskursus yang membatasi tubuh hingga menjadi wadah karamah dan kesakitan.
(Kembali Ke Atas)
(Kembali Ke Atas)