Buku ini mengajak kita untuk memikirkan kembali persoalan-persoalan kenegaraan, kebudayaan, dan keislaman kita. Dalam kaitannya dengan agama, mempersoalkan fenomena agama dan kekerasan politik yang banyak mengemuka. Kemudian, berbicara tentang kebudayaan lokal yang memiliki arti penting bagi pluralisme sebagai prasyarat terbentuknya civil society. Terdiri atas tiga bagian; Bagian Pertama bertema “Refleksi Kritis Pemikiran Islam”; Bagian Kedua bertema “Intensitas Kebangsaan dan Kebudayaan”; Bagian Ketiga”Demokrasi, Ideologi, dan Politik”. Gus Dur menggambarkan bagaimana paradoks-paradoks yang terjadi di sekitar pemikiran Islam, perdebatan politik, sosial keagamaan, dan ideologi antarkelompok dalam konteks kebangsaan Indonesia.