Sinopsis
Sesungguhnya tujuan ilmu pengetahuan selalu sama, yakni meramalkan dan mengendalikan fenomena yang dipelajari. Dalam psikologi, fenomena yang dipelajari adalah tingkah laku yang tampak.
Penjelasan atau pendefinisian psikologi sangat bergantung pada kebudayaan masyarakat tertentu. Sebagai pedoman dalam kehidupan warga penyandangnya, kebudayaan jauh lebih kompleks dari sekadar menentukan pemikiran dasar. Kebudayaan akan membuka suatu cakrawala kompentensi dan kinerja manusia sebagai makhluk sosial yang fenomenal. Beberapa ahli mencoba meneliti pengaruh budaya terhadap kepribadian dengan melibatkan budaya sebagai unsur dasar yang penting untuk dipertimbangkan. Setiap orang tumbuh dan berkembang di tengah-tengah suatu budaya. Oleh karena itu, menggabungkan budaya ke dalam teori kepribadian dan riset kepribadian merupakan sesuatu yang sangat masuk akal, dan menempatkan prasangka sepenuhnya ke dalam keperibadian individu merupakan sebuah kekeliruan.
Salah satu hal yang paling sentral dalam psikologi kepribadian bahkan dalam ilmu psikologi adalah pengukuran kepribadian, yaitu salah satu metode untuk melihat dan mendeskripsikan kepribadian seseorang. Sifat kepribadian umumnya diukur melalui angka rata-rata pelaporan dari (self-report) kuesioner kepribadian (untuk sifat khusus) atau penelusuran kepribadian seutuhnya (personality inventory, serangkaian instrumen yang menyingkap sejumlah sifat).
Buku ini menguraikan sejumlah teori kepribadian dari para pakar teori kepribadian, yaitu teori Classical Conditioning dari Ivan P. Pavlop, teori Operant Conditioning dari B.F. Skikker, teori Stimulus-Respon dari John Broades Watson, teori Observational Learning dari Albert Bandura, teori Self Concept dari Carl R. Roger, teori Hierarchy of Needs dari Abraham Maslow, teori Field Theory (Life Space) dari Kurt Lewin, dan teori Perkembangan Kognitif (Schemata) dari Jean Piaget.