Sejauh ini, tidak terdapat kajian komprehensif tentang jaringan ulama Timur Tengah dan Nusantara. Meski terdapat kajian-kajian penting tentang beberapa tokoh ulama Melayu-Indonesia pada abad ke-17 dan ke-18, tetapi tak banyak upaya dilakukan untuk mengkaji secara kritis sumber-sumber pemikiran; dan khususnya tentang bagaimana gagasan dan pemikiran Islam mereka transmisikan dari jaringan ulama yang ada; dan bagaimana gagasan yang ditransmisikan itu memengaruhi perjalanan historis Islam di Nusantara. Lebih jauh, ketika jaringan keilmuan itu sedikit disinggung, kajian-kajian yang ada lebih berpusat pada aspek “organisasional” jaringan ulama di Timur Tengah dengan mereka yang datang dari bagian-bagian yang lain Dunia Muslim. Tidak ada kajian yang membahas “kandungan intelektual” yang terdapat dalam jaringan ulama tersebut. Padahal, kajian tentang aspek intelektual ini sangat penting untuk mengetahui bentuk gagasan dan ajaran yang ditransmisikan melalui jaringan ulama.
Kajian ini berupaya menjawab beberapa masalah pokok, pertama, bagaimana jaringan keilmuan terbentuk di antara ulama Timur Tengah dengan murid-murid Melayu-Indonesia? Bagaimana sifat dan karakteristik itu? Apakah ajaran dan tendensi intelektual yang berkembang dalam jaringan? Kedua, apa peran ulama Melayu-Indonesia dalam transmisi kandungan intelektual jaringan ulama itu ke Nusantara? Bagaimana modus transmisi itu? Ketiga, apa dampak lebih jauh dari jaringan ulama terhadap perjalanan Islam di Nusantara?
Berbeda dengan studi-studi yang ada tentang Islam di Indonesia praabad ke-19, yang biasanya mendasarkan pembahasannya pada sumber-sumber Barat dan lokal, Prof. Azyumardi Azra, Ph.D., M.Phil., M.A., CBE., berusaha semaksimal mungkin menggali dan menggunakan sumber-sumber berbahasa Arab. Tampaknya, inilah buku pertama yang menggunakan sumber-sumber Arab secara ekstensif dalam pengkajian yang berkenaan dengan sejarah pembaruan pemikiran Islam di Indonesia.
BAB 1 KEDATANGAN ISLAM DAN HUBUNGAN NUSANTARA DENGAN TIMUR TENGAH 1
A. Teori-teori Kedatangan Islam: Penilaian Ulang.2
B. Hubungan Awal Muslim Nusantara dengan Timur Tengah. 19
Timur Tengah, Cina, dan Nusantara 20
“Benua Ruhum” dan Nusantara 31
Mekkah dan Madinah: Hubungan dengan Nusantara 47
BAB 2 JARINGAN ULAMA DI HARAMAYN ABAD KETUJUH BELAS 53
A. Mekkah dan Madinah: Latar Belakang Hi storis Kebangkitan Jaringan Ulama Internasional. 53
Kebangkitan Madrasah Haramayn. 57
Bantuan Keuangan Utsmani: Manfaatnya Bagi Haramayn. 67
Perdagangan dan Ibadah Haji 70
Segmen Para Imigran dan Ulama Internasional 74
B. Diskursus Keilmuan di Haramayn: Jaringan Awal Ulama 76
Jaringan Ulama Pra-abad ke-17 82
C. Inti Jaringan Ulama Abad ke-17: Figur dan Hubungan. 88
Ekspansi Jaringan Ulama: Eksponen Ulama 93
Ulama pada Pergantian Abad. 112
Jaringan Ulama: Karakteristik Dasar. 118
BAB 3 PEMBARUAN DALAM JARINGAN ULAMA DAN PENYEBARANNYA KE DUNIA ISLAM YANG LEBIH LUAS 123
A. Neo-Sufisme: Karakteristik dan Kecenderungan. 123
Neo-Sufisme dan Telaah Hadis. 126
Neo-Sufisme dan Syariat 136
Neo-Sufisme dan Aktivisme 146
Neo-Sufisme dan Organisasi Tarekat. 152
Kesinambungan dan Perubahan 157
B. Hubungan dan Koneksi di Asia dan Afrika: Jaringan Ulama pada Abad Kedelapan Belas. 160
Jaringan di Pusat dan Koneksi Asia 161
Koneksi koneksi Afrika. 185
Kecenderungan Intelektual dan Praksis 202
BAB 4 PARA PERINTIS GERAKAN PEMBARUAN ISLAM DI NUSANTARA: ULAMA MELAYU-INDONESIA DALAM JARINGAN ABAD KETUJUH BELAS 205
A. Nûr al-Dîn al-Rânirî (w. 1068/1658) 205
Biografi dan Jaringan al-Rânirî. 210
Karya-karya dan Pembaruan al-Rânirî 225
Peranan al-Rânirî di Dunia Islam Melayu-Indonesia 231
B. ‘Abd al-Ra’ûf al-Sinkilî (1024-1105/1615-1693) 238
Kehidupan Awal al-Sinkilî 239
Jaringan Arabia al-Sinkilî 241
Pemikiran dan Pembaruan al-Sinkilî 251
Jaringan Melayu-Indonesia al-Sinkilî. 265
C. Muhammad Yûsuf al-Maqassarî (1037-1111/1627-99) 270
Dari Sulawesi ke Banten dan Arabia 271
Dari Banten ke Sri Lanka dan Afrika Selatan. 282
Neo-sufisme al-Maqassarî 299
BAB 5 JARINGAN ULAMA DAN PEMBARUAN ISLAM DI WILAYAH MELAYU-INDONESIA PADA ABAD KEDELAPAN BELAS 311
A. Ulama Melayu-Indonesia dalam Jaringan Ulama Abad ke-18. 314
Al-Pâlimbânî, dan Para Ulama Palembang Lainnya 316
Para Ulama al-Banjarî dan Kalimantan 327
Dâwûd bin ‘Abd Allâh dan Kebangkitan Ulama Patani. 337
B. Neo-Sufisme dan Pengaruhnya di Nusantara 348
Syariat dan Tasawuf: Mendamaikan al-Ghazâlî dengan ‘Ibn ‘Arabî 350
Jihad dan Pembaruan Radikal