Sinopsis
Penduduk negeriku malas belajar sejarah, ogah berpikir, tidak pernah merasa penting untuk mempelajari suatu persoalan melalui pertimbangan pemikiran yang saksama. Kalau ada buah busuk, mereka beramai-ramai sibuk mengutuknya, membuangnya, menghina buah itu, tanpa sedikit pun ingat pada pohonnya apalagi akarnya, terlebih lagi tanahnya—jangankan lagi pencipta tanah itu.
***
Istriku Seribu merupakan essay yang ditulis Cak Nun dalam meletakkan isu poligami pada konteks kehidupan bermasyarakat. Alih-alih tenggelam dalam debat tanpa ujung mengenai poligami dan kehidupan rumah tangga, dalam buku ini, kita akan diajak mengikuti dialektika satir antara Yai Sudrun dan Cak Nun. Mulai dari asal mula turunnya ayat yang mengatur poligami, kewajiban manusia terhadap sesamanya, prasangka manusia yang membutakan, hingga konsep cinta dalam berbagai bentuk.
Bersama keseribu istrinya, istri ar-rahman dan ar-rahim, Cak Nun mengajak kita untuk memetakan kembali batasan dan perintah Tuhan yang sesungguhnya dibuat untuk memancing akal manusia.
Ulasan
Buku ini merupakan kumpulan essai dari Cak Nun. Tidak butuh waktu lama untuk menyelesaikan buku ini (Saya menyelesaikan buku ini saat jam istirahat di kantor :D). Secara umum buku ini membicarakan masalah poligami di Indonesia. Untuk memahami isi buku ini, pembaca mesti membaca secara berurutan dari essai yang pertama hingga terakhir (karna antara yang satu dengan yang lainnya saling berhubungan).
| Apakah ulasan ini membantu? | Ya Tidak |
|