Demi kehidupan keluarga yang lebih baik, Lisa Yap rela membanting tulang di berbagai bidang pekerjaan. Dari penjual ayam bumbu, penjahit kain kasur, jasa antar jemput, sales keramik sampai akhirnya menjadi pemilik beberapa supermarket bahan bangunan di Semarang hanya dalam waktu tujuh tahun. Kesuksesan karier Lisa tak membuatnya mengabaikan kehidupan rumah tangga. Di kantor ia pemimpin, di rumah ia seorang ibu dan istri. Bagi Lisa dengan tahu memposisikan diri dengan tepat dalam karier serta rumah tangga, menjadi salah satu kunci untuk menjadi Happy Wife sehingga mewujudkan Happy Life. Buku ini berisi kiat-kiat sukses Lisa dalam berbisnis dan merangkum kisah-kisah unik perjuangannya. Semangat, ketegaran, ketegasan, integritas Lisa, membuatnya pantas menjadi salah satu inspirasi bagi perempuan Indonesia lainnya.
Lisa Yap membuktikan dirinya memang istri yang bahagia maka hidup bahagia atau sebaliknya: hidup bahagia maka menjadi istri yang bahagia. (Jaya Suprana; pengusaha jamu, kelirumolog, dan budayawan)
Gerakan perempuan saat ini belum menyentuh persoalan mendasar perempuan yang ditimbulkan oleh perekonomian global. Krisis di Indonesia berkait dengan perekonomian global kapitalisme atau akibat hukum besi kapitalisme. Penulis buku ini mencoba menerobos barikade ini dengan berjuang secara mandiri dan... berhasil. Ini membuktikan setiap perjuangan perempuan harus menempatkan feminisasi kemiskinan dalam konteks hubungan-hubungan kapitalis. (Prof. Dr. Agnes Widanti SH.eN; aktivis perempuan dan Guru Besar di Program Magister Hukum Kesehatan Unika Soegijapranata Semarang)
Memulai usaha dari kemiskinan itu tidak gampang. Akan tetapi Lisa Yap, penulis buku yang mengajari kita untuk tidak menyerah meskipun telah jatuh berkali-kali ini, telah melakukannya. (Nugroho Suksmanto; pengusaha dan penulis novel Lauh Mahfuz)
