Sinopsis
Betapa hina diri ini aku rasakan ketika menerima zakat fitrah dari para tetangga dan sanak saudara. Semoga inilah titik nol dalam kehidupanku dan aku akan melangkah maju.
Houtman Z. Arifin belum genap 20 tahun saat itu. Sang bapak berpulang ke rahmatullah dengan meninggalkan utang saat dia baru saja mendapat kerja di Citibank sebagai office boy. Dengan tekad memperbaiki nasib, dia menolak suratan takdir bahwa pegawai OB akan menerima dana pensiun sebagai OB pula. Dengan latar belakang yang hanya lulusan sekolah menengah dan nol pengalaman, Houtman bertekad mempelajari segala seluk-beluk tempatnya bekerja, dunia perbankan.
Sesungguhnya ilmu adalah jalan menuju sukses. Berkat kegigihan dan kerja kerasnya, Houtman yang awalnya serius mempelajari cara mefotokopi kemudian menjelma jadi pejabat Citibank untuk wilayah Asia Pasific. Namun, akhirnya setelah sembilan belas tahun, Houtman mengundurkan diri kala kartu namanya telah tertoreh jabatan Vice President.
Houtman bangkit dari titik nol demi keluarga, kemudian kembali ke nol juga demi keluarga. Sebuah perjalanan tidak hanya tentang mimpi, tetapi juga komitmen dan kebersahajaan.
ENDORSEMENT:
“Houtman Z. Arifin adalah seorang yang berani berkata benar kepada siapa saja, sekalipun pejabat negara.”
Marzuki Usman, Ekonom dan Pakar Pasar Modal
“Sebuah pengalaman yang sangat mengagumkan dan sumber inspirasi luar biasa.”
Rachmat Maulana, Komisaris Independen PT Bank Mega, Tbk.
“Saya menganjurkan generasi muda untuk membaca buku ini, menjadikannya referensi penting tak hanya dalam mencapai keberhasilan profesi, tetapi juga keluarga.”
Zainulbar Noor, Mantan Dubes RI di Yordania
TENTANG PENULIS:
Houtman Z. Arifin, lahir di Kediri, Jawa Timur, pada 26 Juli 1950. Dibesarkan di tengah keluarga yang sangat sederhana di Jakarta, membuatnya tak bisa meneruskan jenjang pendidikan lebih tinggi dari sekolah lanjutan tingkat atas. Ia harus bekerja mencari nafkah, bagaimanapun caranya, asal halal.
Berbekal ijazah SLTA, ia mulai bekerja di First National City Bank sekarang dikenal sebagai Citibank dengan level kepegawaian paling bawah, yakni non clerical atau messenger. Menempuh jenjang karier tahap demi tahap selama kurang lebih 15 tahun, Houtman berhasil mencapai posisi Vice President. Pada usia 37, ia memutuskan keluar dari Citibank dan bergabung di beberapa lembaga keuangan swasta nasional.
Hari-harinya diisi dengan mengajar, memberikan konsultasi dan training, terutama dalam bidang pembenahan (bussiness re-engineering). Dia juga aktif dalam kegiatan sosial, antara lain menjadi ketua di Yayasan Jati Diri Bangsa, Dewan Pembina Yayasan Dompet Dhuafa, serta Ketua Yayasan Anak Yatim Pondok Sruni.
Pada 20 Desember 2012, ia dipanggil oleh Yang Mahakuasa. Di akhir hayatnya, ia meninggalkan seorang istri, 2 anak, 5 cucu, dan 39 anak angkat yang ia asuh di rumahnya sendiri. Buku ini adalah karya keduanya, yang ia tulis ketika sedang berjuang melawan penyakitnya.