English for Business and Diplomacy: Sebuah Panduan Bahasa Inggris untuk Para Pelaku Bisnis, Kalangan Profesional, dan Praktisi Hubungan Antarbangsa

“Mastering the English language is a career accelerator that allows young diplomats to learn new skills in diplomacy, conveying opinion from different perspectives. Yasmi, Fadhilah, and Jaime have developed a useful and pragmatic guide to understand the English language that is full of important information for those who want to achieve great success in international business relations and diplomacy”.
—Fachry Thaib
Ketua Komite Tetap Timur Tengah dan Negara-negara OKI Kamar Dagang dan Industri Indonesia
Buku dengan judul English for Business and Diplomacy Sebuah Panduan Bahasa Inggris untuk Para Pelaku Bisnis, Kalangan Profesional dan Praktisi Hubungan Antarbangsa yang ditulis oleh Yasmi Adriansyah, Ph.D., Fadhilah Wiriatma, S.IP., dan Jaime Berrill ini hadir bagi para pengguna bahasa Inggris yang memerlukan panduan secara sistematis untuk dapat menggunakan bahasa Inggris dalam konteks bisnis dan diplomasi secara baik dan tepat.
—Dr. Lusi Lian Piantari
Ketua Program Studi Bahasa dan Kebudayaan Inggris Universitas Al-Azhar Indonesia
Bahasa Inggris menjadi senjata utama untuk menyampaikan posisi dan kepentingan negara secara luas, tegas, jelas dan berbeda, namun santun, dan tidak menyinggung posisi maupun kepentingan negara lain.
—Dr. June Kuncoro Hadiningrat, M.Sc., M.Si.
Direktur Sekolah Staf dan Pimpinan Kementerian Luar Negeri Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Luar Negeri RI
Bahasa Inggris adalah bahasa yang paling banyak digunakan dan dipahami oleh sebagian besar orang di dunia. Ini juga berasal dari fakta bahwa bekas kerajaan Inggris pada titik tertentu meliputi wilayah yang sangat luas di seluruh dunia di mana matahari tidak pernah terbenam.
—Bajoe Wibowo
Project Manager, Office of the Deputy Director General, Development Sector World Intellectual Property Organization (WIPO)
Dalam berkomunikasi di dunia bisnis dan diplomasi, kemampuan berbahasa Inggris harus disertai dengan kecerdasan budaya atau intercultural intelligence (CQ) agar tidak terjadi kesalahpahaman, kesenjangan persepsi, dan komunikasi.
—Wieke Gur
Intercultural Coach & Consultant