Teuku Nanta Seutia sudah syahid di jalan Allah, gugur membela tanah air yang dicintainya dari injakan para penjajah. Namun perjuangan belum berakhir, masih banyak tunas-tunas muda dengan tekad membara meneruskan perjuangannya.
Salah satunya adalah Cut Nyak Dien, sang mawar dari bumi rencong, putri Teuku Nanta. Dengan selalu mengingat pesan sang ayah, Cut Nyak Dien meneruskan perjuangan melawan Belanda. Apa pun risikonya. Dien tak akan menyerah sebelum Belanda angkat kaki dari Aceh atau darahnya yang tertumpah membasahi bumi yang dicintainya.
“Sayf Mohammad Isa akan membuat cemburu penulis se-Indonesia. Memanggungkan spirit Hikayat Perang Sabil dan Cut Nyak Dien dalam novel adalah capaian yang tak sanggup dilakukan banyak penulis berbagai generasi.” —Tasaro GK, penulis Trilogi Muhammad Tentang Penulis Syaf Muhammad Isa telah menancapkan cita-cita untuk menjadi penulis sejak duduk di kelas 2 SMA pada 2003, dan terus menulis hingga hari ini. Dia lahir di Sukabumi pada 3 Juni 1986 sebagai sulung dari tujuh bersaudara. Novel pertamanya yang berjudul Sabil: Prahara di Bumi Rencong diterbitkan Qanita pada 2011. Novel keduanya, The Chronicles of Ghazi seri pertama, yang ditulisnya bersama Ustadz Felix Siauw, terbit pada Februari 2014. Novel Cut Nyak Dien: Sebuah Novel Epik Perang Aceh ini adalah lanjutan dari novel Sabil dan merupakan bagian dari dwilogi Cut Nyak Dien. Dia juga aktif menulis sebagai staf redaksi di majalah remaja Islam D’Rise. Sebagai editor, dia bekerja di Alfatih Press. Tak ketinggalan, posisi sebagai ghost-writer dan co-writer pun diambilnya.