Belbuk.comtoko buku onlineBuku Original021-4202857
Cara PembelianTestimoniPusat BantuanTentang KamiHubungi Kami
Buku    Novel & Sastra    Novel

693 KM: Jejak Gerilya Jenderal Sudirman (Sebuah Novel)

Berat 0.42
Tahun 2015
Halaman 328
ISBN 9786021306079
Penerbit Noura Books
Sinopsis          Buku Sejenis
 
Stok Sedang Kosong
Stok Buku sedang kosong. Apakah Anda ingin diberitahu pada saat stok sudah tersedia?
1

Pelanggan yang Membeli Buku Ini Juga Membeli Buku Berikut:

Sukreni Gadis Bali
A.A. Pandji Tisna
Rp56.000
Bidadari Bermata Bening
Habiburrahman El Shirazy
Rp72.000

Sinopsis

DI ATAS singgasananya – sebuah tandu kayu – Sudirman merasakan semangat menyala sekaligus kekecewaan yang mendalam. Dia bisa memilih diam di Istana, menunggu musuh datang untuk menangkapnya seperti yang dilakukan pemimpin lain. Kesehatan yang buruk menjadi alasannya untuk bersembunyi atau melakukan perlawanan di balik jeruji besi.

Sebagai panglima perang dari sebuah negara yang baru lahir, Sudirman melanjutkan perjuangan dari hutan ke hutan dengan siasat yang tak pernah disangka musuhnya. Sebuah perlawanan yang kelak menjawab pertanyaan; Indonesia akan mendapatkan kemerdekaan sepenuhnya atau kembali dalam cengkeraman penjajah. Meski setelah tujuh bulan, api gerilya yang menggelora harus padam oleh keputusan politik – bukan karena kehebatan Belanda.

Berlatar sejarah pasca-kemerdekaan, novel ini menjawab apa sesungguhnya yang menjadi sumber kekuatan Sudirman dalam perang gerilya dan kekecewaan Sang Jenderal terhadap pemimpin sipil.
ENDORSEMENT:
“… Saya sungguh merasa lebih dekat secara emosional setelah membacanya …  wajib dimiliki."
—Happy Salma, Artis  


“Ayi telah memperkaya novel fiksi sejarah di Indonesia ….”
—Dipo Alam, Sekretaris Kabinet Indonesia Bersatu 2010 – 2014, penulis, dan pelukis.

“ … Ayi Jufridar memberikan kita gambaran pahlawan secara manusiawi.”
—Kurnia Effendi, sastrawan

“Sebuah novel berlatar sejarah yang dituturkan dengan lincah. Penuh
intrik dan hal-hal yang mengejutkan.”
—Guntur Alam, Penulis  novel Di Bawah Langit Jakarta.


TENTANG PENULIS:
BAGI Ayi Jufridar, menulis sudah menjadi bagian dari pekerjaan. Pria kelahiran Bireuen, Aceh, 18 Agustus 1972, ini menyelesaikan pendidikan
D-III Politeknik Negeri Unsyiah dan S1 di Fakultas Ekonomi Universitas
Malikussaleh (Unimal), Aceh, dengan biaya dari kegiatan tulis-menulis, baik
ksi maupun laporan jurnalistik.
Karyanya berupa cerpen dan opini dimuat di berbagai media seperti tabloid NOVA, harian Jurnal Nasional, Kompas, Jawa Pos, Media Indonesia, Kartini, tabloid Aura, tabloid Fantasy, Wanita Indonesia, majalah Story, Gadis, Kawanku, majalah Anita
Cemerlang, majalah ANEKA Yess!, Ceria, majalah Dewan Bahasa dan Sastra Malaysia, juga di beberapa media lokal antara lain Serambi Indonesia, Harian Aceh, Waspada, Hr Analisa (Medan), dan beberapa media online.
Sebelumnya Ayi sudah melahirkan tiga novel, Alon Buluek, Gelombang Laut yang Dahsyat (Grasindo, 2005) yang meraih juara tiga Lomba Novel Nasional Grasindo dan Radio Nederland Seksi Indonesia. Novel yang berkisah tentang Tsunami ini sudah diterjemahkan dalam bahasa Belanda dengan judul Alon Buluek
(de Verschrikkelijke Zeegolf). Novel keduanya, Kabut Perang (Universal Nikko, 2010) berkisah tentang konfl ik di Aceh, dan ketiga berjudul Putroe Neng (Grasindo, 2011). Selain itu,cerpen dan puisinya masuk dalam 10 antologi bersama penulis
lain yang diterbitkan di Banda Aceh dan Jakarta.
Ayi yang sedang menyelesaikan Program Pascasarjana Ilmu Manajemen di Unimal bekerja sebagai koresponden Jurnal Nasional dan mengajar di almamaternya. Ia terpilih sebagai anggota Komisi Independen Pemilihan (KIP) Kabupaten Aceh Utara selama tiga periode berturut-turut sejak 2003 sampai sekarang. Aktif di Aliansi Jurnalis Independen (AJI) dan sejumlah komunitas penulis. Kegiatan
menulis membuatnya diundang ke Ubud Writers and Readers Festival di Bali serta ke Amerika Serikat dalam kegiatan International Visitor Leadership Program pada 2012.
(Kembali Ke Atas)
Advertisement:

Ulasan

UserUser, 30/10/2017
Rating: 4 dari 5 Bintang!
Buku nya sungguh menyentuh sanubari & memberi kita kesadaran bahwa untuk sebuah negara yang merdeka ini sangat di perlukan perjuangan para pahlawan terdahulu, khususnya Jenderal Sudirman yang telah bergerilya selama bertahun-tahun.
Apakah ulasan ini membantu?
Ya
   
Tidak
(Kembali Ke Atas)

Buku Sejenis

Wonderful Bangkok
Kinoysan
Sirkus Pohon
Andrea Hirata
Cat Stories (Kisah-Kisah Kucing)
James Herriot
Pulang
Tere Liye
Garis Batas
Agustinus Wibowo
(Kembali Ke Atas)