Tweet |
Topik:
|
Menjadi Seorang Pemimpin Berkharisma dengan Paradigma "Menang/Menang"Oleh Belbuk.com, 19/06/2025
![]() Berpikir Menang/Menang adalah kebiasaan kepemimpinan antarpribadi. Ini memerlukan latihan pada masing-masing anugerah manusia yang unik, yaitu kesadaran diri, imajinasi, suara hati, dan kehendak bebas, dalam hubungan kita dengan orang lain. Ini melibatkan usaha belajar bersama, pengaruh timbal balik dan keuntungan bersama. Diperlukan keberanian sekaligus pertimbangan yang besar untuk menciptakan keuntungan bersama ini, khususnya jika kita berinteraksi dengan orang yang naskah hidupnya ditulis secara mendalam dengan Menang/Kalah. Itulah sebabnya kebiasaan ini memerlukan prinsip kepemimpinan antarpribadi. Kepemimpinan antarpribadi yang efektif memerlukan visi, inisiatif yang proaktif dan rasa aman, pedoman, kebijaksanaan, dan daya yang berasal dari kepemimpinan pribadi yang berpusat pada prinsip. Advertisement:
Prinsip Menang/Menang adalah dasar untuk keberhasilan pada semua interaksi kita, dan ini meliputi lima dimensi kehidupan yang saling tergantung. Prinsip ini dimulai dengan karakter dan bergerak ke arah hubungan, dan darinya mengalir kesepakatan. Kesepakatan ini dipelihara dalam lingkungan di mana struktur dan sistem didasarkan pada Menang/Menang. Dan ini memerlukan proses; kita tidak dapat mencapai tujuan Menang/Menang dengan sarana Menang/Kalah atau Kalah/Menang.
Sekarang mari kita bahas masing-masing dari kelima dimensi ini secara bergiliran: 1. KarakterKarakter adalah dasar dari Menang/Menang, dan semua yang lain dibangun di atas dasar itu. Ada tiga ciri karakter yang esensial untuk paradigma Menang/Menang, yaitu: IntegritasKita sudah mendefinisikan integritas sebagai nilai yang kita tempatkan pada diri sendiri. Kebiasaan 1, 2, dan 3 membantu kita mengembangkan dan memelihara integritas. Ketika kita dengan jelas mengidentifikasi nilai-nilai kita dan secara proaktif mengorganisasi dan melaksanakan diri di sekitar nilai-nilai itu setiap hari, kita mengembangkan kesadaran diri dan kehendak bebas dengan membuat dan memenuhi janji serta komitmen yang bermakna. KematanganKematangan adalah keseimbangan antara keberanian dan tenggang rasa. Jika seseorang dapat mengekspresikan perasaan dan keyakinannya dengan keberanian yang diimbangi akan pertimbangan perasaan dan keyakinan orang lain, maka ia sudah matang, khususnya jika persoalannya sangat penting bagi kedua belah pihak. Jika kita memeriksa banyak tes psikologi yang digunakan untuk tujuan pengangkatan, promosi, dan pelatihan, kita akan melihat bahwa tes-tes tersebut dirancang untuk mengevaluasi jenis kematangan ini. Entah ini disebut keseimbangan kekuatan-ego / empati, keseimbangan kepercayaan-diri / respek untuk orang lain, keseimbangan kepedulian akan orang, kualitas yang dicari adalah keseimbangan dari apa yang disebut keberanian dan tenggang rasa. Penghargaan pada kualitas ini tertanam kuat dalam teori interaksi manusia, manajemen, dan kepemimpinan. Ini merupakan perwujudan yang dalam dari keseimbangan P/KP atau Produksi/Kapasitas Produksi. Sementara keberanian mungkin berfokus pada upaya mendapatkan telur emas, maka tenggang rasa berhubungan dengan kesejahteraan jangka panjang pihak-pihak terkait lainnya. Tugas dasar pemimpin adalah meningkatkan standar hidup dan kualitas hidup untuk semua pihak. Keberanian dan tenggang rasa yang tinggi sama-sama esensial untuk Menang/Menang. Keseimbangan yang merupakan tanda kematangan yang sebenarnya. Jika kita memilikinya, kita dapat mendengarkan, kita dapat mengerti dengan empati, tetapi kita juga dapat mengkonfrontasi dengan berani. Mentalitas KelimpahanCiri karakter ketiga bagi Menang/Menang adalah Mentalitas Kelimpahan, yaitu paradigma bahwa ada banyak di luar sana untuk semua orang. Kebanyakan naskah hidup orang ditulisi dengan apa yang disebut Mentalitas Kelangkaan. Mereka melihat bahwa hidup hanya memiliki sedemikian saja, seolah hanya ada satu kue di luar sana. Dan jika seseorang ingin mendapatkan potongan yang besar dari kue itu, hal itu berarti lebih sedikit untuk orang lain. Mentalitas kelangkaan adalah paradigma hidup zero-sum, yaitu pertambahan pada yang satu berarti pengurangan pada yang lain. Orang dengan mentalitas kelangkaan sulit sekali membagi pengakuan dan penghargaan, kekuasaan atau keuntungan, bahkan kepada orang yang membantu dalam produksi. Mereka juga sulit sekali menjadi benar-benar bahagia atas keberhasilan orang lain. Nyaris seolah sesuatu telah direnggut dari mereka ketika orang lain menerima pengakuan khusus atau rejeki nomplok atau keberhasilan atau prestasi yang mencolok. Sebaliknya, mentalitas kelimpahan mengalir dari nilai diri dan rasa aman pribadi yang mendalam. Ini adalah paradigma bahwa ada banyak di luar sana dan cukup untuk dibagi untuk semua orang. Paradigma ini menghasilkan pembagian prestise, pengakuan, laba, dan pengambilan keputusan. Paradigma ini membuka kemungkinan, pilihan, alternatif, dan kreativitas. Kemenangan publik tidak berarti kemenangan atas orang lain. Ini berarti keberhasilan dalam interaksi efektif yang memberikan keuntungan bersama kepada semua pihak yang terlibat. Kemenangan publik berarti bekerja sama, berkomunikasi bersama, membuat segalanya terjadi bersama yang bahkan orang-orang yang sama tidak dapat membuatnya terjadi jika bekerja sendiri-sendiri. Dan kemenangan publik adalah hasil pertumbuhan dari paradigma mentalitas kelimpahan. 2. HubunganDari dasar karakter, kita membangun dan memelihara hubungan Menang/Menang. Kepercayaan, rekening bank emosi, adalah intisari dari Menang/Menang. Tanpa kepercayaan, yang terbaik yang dapat kita lakukan cuma berkompromi; tanpa kepercayaan, kita tidak mempunyai kredibilitas untuk belajar dan komunikasi yang terbuka dan timbal balik serta kreativitas yang riil. Hubungan di mana rekening bank tinggi dan kedua belah pihak memiliki komitmen yang mendalam pada Menang/Menang adalah batu loncatan yang ideal untuk sinergi yang hebat. Hubungan itu tidak membuat persoalan menjadi kurang riil atau kurang penting, dan juga tidak menghapus perbedaan dalam perspektif. Tapi ia menghilangkan energi negatif yang biasanya terfokus pada perbedaan pribadi dan posisi serta menciptakan energi kooperatif yang positif yang terfokus pada pengertian tuntas akan persoalan dan pemecahan persoalan dengan cara yang menguntungkan kedua belah pihak. Jika kita berhubungan dengan orang yang datang dari paradigma Menang/Kalah, hubungan tetaplah merupakan kuncinya. Tempat untuk berfokus adalah pada lingkaran pengaruh kita. Kita membuat deposito dalam rekening bank emosi melalui sopan santun yang tulus, respek, dan penghargaan kepada orang itu dan untuk sudut pandang yang berbeda. Kita tinggal lebih lama dalam proses komunikasinya. Kita mendengarkan lebih banyak, kita mendengarkan secara mendalam. Kita mengekspresikan diri dengan keberanian yang lebih besar. Kita tidak reaktif. Kita menjelaskan ke dalam diri kita sendiri untuk mendapatkan kekuatan karakter untuk menjadi semakin proaktif. Kita terus berusaha keras sehingga orang lain mulai sadar bahwa kita dengan tulus menginginkan penyelesaian dengan kemenangan riil bagi kita berdua. Proses itu sendiri merupakan deposito besar bagi rekening bank emosi. 3. KesepakatanDari hubungan mengalir kesepakatan yang memberi defenisi dan arah bagi Menang/Menang. Ini kadang disebut kesepakatan kinerja atau kesepakatan kemitraan, perubahan paradigma interaksi produktif dari vertikal menjadi horizontal, dari penyeliaan yang mengintai menjadi penyeliaan sendiri, dari pengaturan posisi menjadi mitra dalam keberhasilan. Kesepakatan Menang/Menang meliputi cakupan luas interaksi kesalingtergantungan. Dalam kesepakatan Menang/Menang, kelima elemen berikut ini dibuat sangat eksplisit, yaitu: Hasil yang diinginkan mengidentifikasi apa yang harus dikerjakan dan kapan. Patokan menetapkan parameter yang di dalamnya hasil harus dicapai. Sumber daya mengidentifikasi dukungan manusia, keuangan, teknis, atau organisasi yang tersedia untuk membantu mencapai hasil. Akuntabilitas menetapkan standar prestasi dan waktu evaluasi. Konsekuensi menetapkan apa yang benar-benar dan akan terjadi sebagai hasil dari evaluasinya. Kelima elemen ini memberi suatu kehidupan sendiri kepada kesepakatan Menang/Menang. Pengertian dari kesepakatan bersama yang jelas di awal akan menciptakan standar tertentu dan berdasarkan standar ini orang dapat mengukur keberhasilan mereka sendiri. Penyeliaan otoriter yang tradisional merupakan paradigma Menang/Kalah. Ia pun hasil rekening bank emosi yang kekurangan dana. Jika kita tidak mempunyai kepercayaan atau visi yang sama mengenai hasil yang diinginkan, kita cenderung mengawasi, mencek, dan mengarahkan. Kepercayaan tidak ada di sana, maka kita merasa seolah kita harus mengawasi orang lain. Tetapi jika rekening kepercayaan tinggi, menyingkirlah dari jalan mereka. Selama kita mempunyai kesepakatan yang jujur dan terbuka dan mereka tahu persis apa yang diharapkan, maka peran kita adalah menjadi sumber bantuan dan menerima laporan akuntabilitas mereka saja. Jauh lebih baik bagi jiwa manusia untuk membiarkan orang menghakimi dirinya sendiri daripada kita menghakimi mereka. Dan dalam budaya kepercayaan tinggi, hal ini jauh lebih akurat. dalam banyak kasus, orang tahu dalam hati mereka bagaimana sesungguhnya yang jauh lebih baik dibandingkan apa yang dilaporkan. Ketajaman penilaian sendiri sering jauh lebih akurat dibandingkan observasi atau pengukuran. 4. Kesepakatan Kinerja Menang/MenangMenciptakan kesepakatan kinerja Menang/Menang memerlukan perubahan paradigma yang vital. Fokusnya adalah pada hasil; bukan bukan metode. Kebanyakan dari kita cenderung mengawasi metode. Kita menggunakan pendelegasian suruhan. Tetapi kesepakatan Menang/Menang berfokus pada hasil, memperlihatkan potensi individual manusia yang luar biasa dan menciptakan sinergi yang lebih besar, membangun KP dalam prosesnya dan bukan berfokus semata-mata pada P. Dengan akuntabilitas Menang/Menang, orang mengevaluasi diri sendiri. Permainan evaluasi tradisional yang orang mainkan terasa kaku dan meletihkan secara emosional. Dalam filosofi Menang/Menang, orang mengevaluasi dirinya sendiri, dengan menggunakan kriteria yang mereka sendiri bantu ciptakan di muka. Dan jika kita menyiapkannya dengan benar, orang dapat melakukan hal itu. Pengembangan kesepakatan kinerja Menang/Menang adalah aktivitas sentral dari manajemen. Pada saat kesepakatan tercapai, karyawan dapat mengatur diri mereka sendiri dalam kerangka kesepakatan itu. Manajer pun dapat berfungsi sebagai mobil pembuka jalan dalam perlombaan. Ia dapat membuat segalanya berjalan dan kemudian menyingkir. Tugasnya sejak saat itu cuma menyingkirkan tumpahan oli. Ketika seorang atasan menjadi asisten pertama bagi masing-masing bawahannya, ia dapat sangat meningkatkan rentang kendalinya. Keseluruhan tingkat administrasi dan biaya umum dapat dihilangkan. Alih-alih menyelia enam atau delapan orang, manajer seperti itu dapat menyelia dua puluh, tiga puluh, lima puluh atau lebih. Dalam kesepakatan kinerja Menang/Menang, konsekuensi menjadi hasil wajar atau logis dari prestasi dan bukan hadiah atau hukuman yang diberikan secara semena-mena oleh orang yang berkuasa. Advertisement:
Jadi, bab "Kebiasaan 4: Berpikir Menang/Menang" sub bab “Lima Dimensi dari Menang/Menang” dalam buku The 7 Habits of Highly Effective People karya Stephen Covey, menjelaskan bahwa paradigma Menang/Menang bukan sekadar sikap optimistis atau pendekatan yang “baik hati”. Ia membutuhkan karakter yang kuat, hubungan yang sehat, sistem pendukung, proses kolaboratif, dan kesepakatan yang jelas. Kelima dimensi ini adalah fondasi untuk membangun hubungan dan organisasi yang efektif dan bermakna.
|