Belbuk.comtoko buku onlineBuku Original021-4202857
Topik:
 

Gentle Discipline: Rahasia Mendisiplinkan Anak Tanpa Ancaman dan Hukuman

Oleh Belbuk, 14/03/2022
Gentle Discipline: Rahasia Mendisiplinkan Anak Tanpa Ancaman dan HukumanMendidik dan mengasuh anak itu melelahkan dan kadang sampai menjengkelkan. Anak-anak akan melakukan hal-hal yang tidak kita inginkan seperti teriak-teriak, menangis keras, berlarian, memberantaki barang-barang bahkan sampai merusaknya. Bahkan pada tingkat yang lebih tinggi, anak-anak akan melawan orang tua, situasinya akan berubah menjadi konflik, bukan lagi hungan kasih sayang seperti layaknya yang harus terjadi antara anak dan orang tua.

Penyebabnya sebenarnya bukan hanya pada anak itu sendiri tetapi juga pada orang tua. Banyak orang tua yang ingin anaknya mematuhi semua apa yang dikehendaki orang tuanya. Kalau orang tua ingin anaknya diam, maka anak harus diam. Jika orang tua ingin anaknya les musik, maka anak harus ikut les musik. Padahal anak-anak adalah individu-individu yang memiliki kehendak sendiri-sendiri. Bahkan semakin besar seorang anak, akan semakin kuat dia menginginkan kehendaknya.

Lalu bagaimana sebaiknya? Pada dasarnya anak-anak tidak harus patuh kepada kehendak kita, namun pada seperangkat nilai. Sebagai orang tua, kita pun harus dilihat anak patuh terhadap nilai-nilai tersebut. Misalnya, jika kita ingin anak kita tidak merokok, maka kita pun harus tidak merokok. Jika kita ingin anak kita tidak kecanduan gadget, maka kita pun harus menunjukkan pada anak kita bahwa kita tidak kecanduan gadget.
Advertisement:
Mengasuh anak itu sebenarnya adalah proses belajar. Kita adalah gurunya dan anak kita adalah muridnya. Proses belajar itu dilakukan secara terus-menerus melalui proses interaksi kita sehari-hari dengan anak. Orang tua harus selalu hadir di dekat anak layaknya seperti guru yang harus selalu hadir di dalam kelas. Semakin banyak waktu interkasi antara orant tua dengan anak maka akan semakin banyak pelajaran yang mereka peroleh.

Sumber emosi yang sering timbul pada orang tua dalam menghadapi anak adalah karena orang tua tidak banyak menyediakan waktu bagi anak tapi mengharapkan anak-anak melakukan nilai-nilai atau hehendak yang dia inginkan. Ibaratnya, Anda mengharapkan hasil yang bagus dari kebun Anda sementara Anda jarang atau tidak pernah merawatnya.

Situasi emosional lainnya yang sering muncul adalah saat kita mersepon perilaku anak secara reaktif. Ketika ada perilaku anak yang tidak sesuai dengan yang kita inginkan, sering kali kita secara spontan bereaksi dan reaksi itu sering adalah reaksi negatif. Untuk mengatasi hal itu, pakar pengasuhan menganjurkan metode PETER (Pause, Empathisize, Think, Exhale, Respond).

Ketika kita merasa ada sikap anak yang tidak patut, kita jangan langsung berindak. Sikap seperti itu disebut sikap reaktif. Biasanya tindakan reaktif tidak berdasar atas pemikiran logis. Jadi disarankan untuk menahan reaksi (Pause). Kemudian berempatilah (Emphatisize), pahami apa yang membuat anak beperilaku seperti itu. Setiap perilaku anak pasti ada pemicunya. Mencoba mengetahui pemicu perilaku anak adalah awal yang baik untuk menyelesaikan masalah. Kemudian selami apa yang dirasakan anak di balik perilakunya itu.
Advertisement:
Selanjutnya adalah berpikir (Think). Berpikirlah tindakan apa yang akan Anda ambil. Apa tujuan tindakan kita terhadap anak. Pelajaran apa yang bisa anak petik dari tindakan kita dan metode apa yang bisa membuat anak belajar dari situ. Sebelum metode itu Anda terapkan, tarik nafaslah (Exhale). Tenangkan dan bebaskan diri Anda dari amarah yang bisa membuyarkan tujuan pembelaran tadi. Setelah itu barulah Anda bisa melakukan respon terhadap perilaku anak (Respond).

Biasanya yang menguras emosi adalah respon yang tidak tepat atau efektif, yaitu respon yang tidak didahului oleh PETE.
Gentle Discipline: Rahasia Mendisiplinkan Anak Tanpa Ancaman dan Hukuman
Rp89.000
©2008-2024 - Belbuk.com
Jl. As'syafiiyah No. 60B, Cilangkap, Jakarta Timur 13870
Tlp. 021-22811835 (Senin s/d Jumat Pkl 09.00-18.00 WIB)