Tweet |
Topik:
|
Rahasia Pembukaan Pidato yang MemukauOleh Belbuk.com, 11/02/2025
![]() Tanyakan saja kepada pembicara profesional yang mana pun, apa yang telah diajarkan kepadanya oleh pengalamannya, maka sebagian besarnya akan menjawab, "Pentingnya mendapatkan pembukaan yang menarik, sesuatu yang akan langsung merebut perhatian." Untuk itu, praktis semua pembicara sukses akan terlebih dahulu merencanakan, hampir-hampir kata-kata yang tepat untuk pembukaan maupun penutupan. Sejak zaman Aristoteles, buku-buku tentang topik pembicaraan telah membagi pidato menjadi tiga bagian, yaitu pendahuluan, isi, dan kesimpulan. Kalau kita mau menggunakan pendahuluan, seharusnya pendahuluan kita sesingkat iklan papan reklame. Ini adalah tentang kecenderungan pendengar modern rata-rata untuk tidak sabaran. Kita harus menyambar perhatian mereka dengan cepat, baru kita bisa melanjutkan dengan pembicaraan kita. Advertisement:
Janganlah Mulai dengan Permintaan MaafKesalahan menonjol yang terbiasa dilakukan oleh sang pemula dalam pembukaannya adalah ini: Ia meminta maaf. "Saya bukan pembicara ... Saya tidak siap berbicara .... Saya tidak tahu harus mengatakan apa ... Karena tidak terbiasa berbicara di depan umum, saya ..." Kata-kata pembukaan sebuah puisi karya Kipling adalah: "Tidak ada gunanya melanjutkan." Demikianlah persisinya perasaan pendengar ketika seorang pembicara membuka dengan cara itu. Begitu kita tampil di hadapan pendengar, dengan sendirinya mereka memperhatikan kita, pasti. Mendapatkan perhatian pendengar selama lima detik pertama itu tidaklah sulit, namaun menahannya selama lima menit berikutnya, itu sulit. Begitu kita kehilangan perhatian pendengar, memenangkannya kembali akan dua kali lipat lebih sulit. Jadi mulailah dengan sesuatu yang menarik dalam kalimat kita yang pertama. Bukan yang kedua. Bukan yang ketiga. Tetapi yang pertama. Membangkitkan Rasa Ingin TahuRasa ingin tahu! Siapa yang tidak rentan terhadap rasa ingin tahu? Anjing pun mempunyai rasa ingin tahu, demikian juga anak kucing, dan segala macam binatang, termasuk jenis homo sapiens (manusia) yang terkenal. Bangkitkanlah rasa ingin tahu pendengar kita dengan kalimat pertama kita, maka kita akan mendapatkan perhatian mereka yang tidak terbagi. Seorang murid membuka pembicaraannya dengan pertanyaan: "Tahukah Anda bahwa ada perbudakan di tujuh belas negara di dunia sekarang?" Pembukaaan ini bukan saja membangkitkan rasa ingin tahu, melainkan juga mengejutkan para pendengarnya. "Perbudakan? Sekarang? Tujuh belas negara? Tampaknya sulit dipercaya. Negara apa saja? Di mana saja?" Sering kali seseorang bisa membangkitan rasa ingin tahu dengan cara memulai dengan sebuah akibat, dan menjadikan orang ingin mendengar penyebabnya. Anne Fisher, yang menulis kolom tentang pekerjaan dan karier bagi majalah Fortune, membangkitkan rasa ingin tahu para pembacanya dengan pertanyaan: "Apakah orang-orang di kantor Anda tampaknya tidak seantusias dulu?" Dengan sepuluh kata tersebut ia umumkan topik arikelnya dan membangkitkan rasa ingin tahu para pembacanya tentang mengapa para pekerja telah kehilangan antusiasme mereka. Setiap orang yang bercita-cita berbicara di depan umum seharusnya mempelajari teknik yang digunakan oleh para penulis majalah untuk langsung memancing minat pembaca. Kita bisa belajar lebih jauh banyak dari mereka tentang cara membuka pidato daripada dengan cara mempelajari kumpulan pidato yang dicetak. Memulai dengan Sebuah CeritaOrang senang mendengar cerita. Sejak zaman dulu, para pembawa cerita menghibur, mendidik, dan mencerahkan para pendengarnya. Mulai dari orang primitif yang berjongkok di sekeliling api unggun, warga desa yang berkumpul di alun-alun, hingga pendengar di auditorium dan teater. Kita semua masih ingin mendengar cerita. Kita membeli buku-buku dan majalah-majalah, pergi ke teater dan ke bioskop, mendengarkan radio dan menonton televisi. Terutaman kita menyukai naratif tentang pengalaman pribadi seseorang. Russel E. Conwell menyampaikan ceramahnya berjudul "Acres of Diamonds" lebih dari enam ribu kali kepada kelompok besar pendengar. Banyak yang kembali datang berulang-ulang untuk mendengar pesannya yang menginspirasi tersebut. Beginilah ceramah tersebut dimulai: "Pada tahun 1870 kami pergi ke Sungai Tigris. Kami menyewa seorang pemandu di Bagdad untuk menunjukkan Persepolis, Niniwe, dan Babel kepada kami ..." Dan berangkatlah dia dengan sebuah cerita. Itulah yang memancing perhatian. Pembukaan seperti itu hampir-hampir tidak mungkin keliru. Hampir tidak mungkin gagal. Menggugah. Memotivasikan. Kita mengikutinya. Kita ingin tahu apa yang akan terjadi. Mengikatkan Topik Anda dengan Kepentingan PendengarMulailah dengan nada yang langsung membidik minat-minat mementingkan diri sendiri dari pendengar. Itulah salah satu cara terbaik untuk memulai. Itu pasti menarik perhatian. Kita sangat berkepentingan terhadap hal-hal yang menyentuh kita secara berarti, secara serius. Seorang pembicara memulai pembicaraannya tentang perlunya pemeriksaan kesehatan secara berkala. Tetapi ia memulainya dengan menceritakan sejarah organisasi medis dengan mana ia berafiliasi, bagaimana organisasi tersebut diorganisasikan dan pelayanan yang disediakannya. Menggelikan! Para pendengar sama sekali tidak berkepentingan terhadap bagaimana organisasi tertentu dibentuk, mereka sangat dan selamanya berkepentingan terhadap diri mereka sendiri. Mengapa tidak memulai dengan sesuatu yang seperti ini: "Tahukah Anda, berapa lama Anda diperkirakan hidup menurut tabel aktuarial Kepengurusan Jaminan Sosial? Mereka telah memperkirakan semuanya itu. Misalnya, seorang pria berusia tiga puluh tahun mungkin akan hidup selama empat puluh tahun lagi, seorang wanita berusia sama, mungkin akan hidup selama lima puluh tahun lagi. Tabel-tabel itu didasarkan pada jutaan catatan. Jadi, mungkinkah Anda dan saya berharap mengalahkannya? Mungkin, dengan kehati-hatian yang benar, mungkin, namun langkah pertama adalah menjalani pemeriksaan jasmani lengkap ..." Lalu, kalau kita menjelaskan secara rinci mengapa pemeriksaan kesehatan berkala itu perlu, sang pendengar mungkin berkepentingan terhadap organisasi yang dibentuk untuk menyediakan pelayanan tersebut. Akan tetapi mulai membicarakan organisasinya dengan cara yang tidak mempertimbangkan perasaan orang, itu sama dengan mengundang bencana! Mematikan! Memulai dengan Fakta-fakta yang MengejutkanKejutkan pendengar Anda. Jadikan mereka duduk tegak dan memperhatikan. Ucapkan sesuatu yang akan menyentak mereka dari lamunan mereka. Agar efektif, kita harus menuntut perhatian. Seorang pembicara yang topiknya adalah "Keajaiban Radio" memulai dengan pernyataan ini: "Sadarkah Anda bahwa suara seekor lalat yang berjalan melintasi sebingkai kaca di New York bisa disiarkan lewat radio hingga terdengar bergemuruh di Afrika Tengah seperti air terjun Niagara?" Dan seorang pembicara lainnya tentang topik kejahatan memulai pidatonya dengan pernyataan: "Bangsa Amerika adalah penjahat terburuk di dunia. Walaupun pernyataan tersebut mencengangkan, demikianlah kebenarannya. Clevelend, Ohio, mempunyai angka statistik pembunuhan enam kali lipat dibandingkan dengan seluruh London. Ia mempunyai angka statistik perampokan seratus tujuh puluh kali lipat, menurut populasinya, dibandingkan dengan London." Advertisement:
Jadi, pembukaan yang kuat adalah kunci sukses dalam public speaking. Dengan memulai dengan pernyataan yang kuat, mengajukan pertanyaan, menggunakan humor yang relevan, menceritakan kisah menarik, menghubungkan dengan audiens, menyampaikan tujuan dengan jelas, serta memanfaatkan keheningan dan gestur, seorang pembicara dapat menciptakan kesan pertama yang baik dan menarik perhatian audiens sejak awal.
Dengan menerapkan prinsip-prinsip yang diajarkan Dale Carnegie, siapa pun dapat membuka pembicaraan dengan cara yang lebih efektif dan membangun koneksi yang lebih kuat dengan audiens kita.
|