Belbuk.comtoko buku onlineBuku Original021-4202857
Topik:
 

Menyembuhkan Diri Kita dari Dalih Penyakit Kegagalan

Oleh Belbuk.com, 09/12/2024
Menyembuhkan Diri Kita dari Dalih Penyakit KegagalanBab "Sembuhkan Diri Anda dari Dalih Penyakit Kegagalan" dalam buku Berpikir dan Berjiwa Besar karya David J. Schwartz menyoroti salah satu penghalang terbesar dalam mencapai kesuksesan, yaitu kebiasaan menggunakan dalih atau alasan untuk menutupi kegagalan. David J. Schwartz menyebut fenomena ini sebagai penyakit dalih kegagalan. Penyakit ini, menurutnya, seperti virus mental yang melumpuhkan pikiran dan menghalangi seseorang untuk mencapai potensi maksimalnya.

Schwartz menjelaskan bagaimana dalih menjadi penghambat kesuksesan, mengapa kita sering menggunakannya, dan bagaimana cara untuk menghilangkan kebiasaan buruk ini. Pesannya sederhana namun kuat: untuk menjadi sukses, kita harus mengambil tanggung jawab penuh atas hidup kita dan berhenti mencari-cari alasan untuk kegagalan.

Apa Itu Dalih Penyakit Kegagalan?


Schwartz menggambarkan dalih sebagai alasan-alasan yang digunakan seseorang untuk membenarkan kegagalannya. Dalih muncul ketika seseorang mencoba meyakinkan dirinya sendiri (dan orang lain) bahwa ia gagal karena faktor di luar kendalinya.

Dalih ini tidak hanya membatasi tindakan seseorang, tetapi juga menanamkan mentalitas negatif yang semakin memperburuk peluang keberhasilan. Penyakit dalih kegagalan adalah kebiasaan yang merugikan karena bisa membuat kita jadi pasif, yaitu ketika kita berhenti mencoba karena merasa keadaan tidak bisa diubah. Dalih kegagalan juga bisa merusak kepercayaan diri yang berakibat kita kehilangan rasa percaya pada kemampuan sendiri. Dan yang paling parah, dalih kegagalan bisa meningkatkan ketakutan bagi kita dengan terus beralasan karena rasa takut pada kegagalan dan tantangan.
Advertisement:

Empat Jenis Dalih Utama


Schwartz mengidentifikasi empat jenis dalih utama yang sering digunakan orang untuk membenarkan kegagalannya, yaitu dalih kesehatan, dalih kecerdasan, dalih usia, dan dalih keberuntungan.

1. Dalih Kesehatan


Banyak orang menggunakan kesehatan sebagai alasan untuk tidak mengejar tujuan mereka. Mereka berkata, "Saya terlalu lelah," atau "Saya tidak cukup sehat untuk mencoba." Schwartz menjelaskan bahwa dalih ini sering kali dilebih-lebihkan. Meskipun kesehatan itu penting, banyak orang yang sebenarnya cukup sehat untuk berusaha tetapi tetap menggunakan alasan ini untuk menghindari tanggung jawab.

Untuk mengatasi penyakit yang satu ini kita harus fokus pada hal yang dapat kita lakukan, bukan pada keterbatasan kita. Kita juga bisa meningkatkan kesehatan fisik kita dengan olahraga, makan sehat, dan istirahat yang cukup. Dan jangan pernah menjadikan masalah kesehatan sebagai alasan untuk menyerah sebelum mencoba.

2. Dalih Kecerdasan


Dalih ini sering muncul dalam bentuk pernyataan seperti, "Saya tidak cukup pintar," atau "Saya tidak memiliki pendidikan yang cukup." Schwartz menegaskan bahwa kecerdasan tidak selalu menentukan kesuksesan. Lebih penting memiliki sikap positif, tekad, dan kemauan untuk belajar daripada IQ tinggi.

Untuk mengatasi hal ini, kita harus fokus pada keterampilan praktis yang relevan untuk tujuan kita. Dan kita harus meningat bahwa banyak orang sukses memulai dari nol dan belajar sepanjang perjalanan mereka. Untuk itu kita harus mengganti mentalitas "saya tidak tahu" dengan "saya bisa belajar."

3. Dalih Usia


Dalih ini mencakup dua ekstrem: "Saya terlalu tua" dan "Saya terlalu muda." Orang sering merasa bahwa usia mereka adalah penghalang untuk mencoba hal baru atau mengejar ambisi mereka.

Untuk mengatasi penyakit mental seperti ini, kita bisa melihat contoh-contoh orang mencapai kesuksesan di usia lanjut seperti Colonel Sanders yang mendirikan KFC di usia 60-an. Dan jika merasa terlalu muda, fokuslah pada energi, semangat, dan waktu yang kita miliki untuk belajar dan berkembang.

Ingatlah bahwa tidak ada waktu yang "tepat" untuk memulai; yang penting adalah memulai sekarang.

4. Dalih Keberuntungan


Orang yang menggunakan dalih ini sering berkata, "Saya tidak cukup beruntung," atau "Hidup saya tidak adil." Mereka percaya bahwa keberhasilan sepenuhnya bergantung pada faktor eksternal yang tidak bisa mereka kendalikan, seperti peluang atau koneksi.

Untuk mengatasi ini kita harus mengingat bahwa keberuntungan sering kali adalah hasil dari kerja keras dan persiapan yang bertemu dengan peluang. Jadi, kita harus fokus pada hal-hal yang bisa kita kendalikan, seperti usaha, keterampilan, dan sikap. Jangan kita biarkan rasa iri terhadap keberuntungan orang lain membuat kita merasa tidak berdaya.


Menurut Schwartz, biasanya orang cenderung menggunakan dalih karena takut gagal atau terlihat bodoh di depan orang lain. Ada juga karena kebiasaan, yaitu membuat dalih sering kali menjadi respons otomatis terhadap tantangan. Sebagian lainnya adalah karena rasa malas sehingga memberikan alasan untuk tidak berusaha keras. Dan yang paling banyak adalah karena ketidakpercayaan diri. Orang yang merasa tidak mampu cenderung mencari alasan untuk menghindari tantangan.

Untuk mengatasi kebiasaan membuat dalih:



1. Menyadari dan Mengakui Dalih Kita


Langkah pertama untuk menghilangkan dalih adalah mengenali bahwa kita sering membuat alasan. Kita harus menyadari pola pikir kita dan menanyakan pada diri sendiri: "Apakah ini benar-benar alasan atau hanya dalih?"

2. Mengganti Dalih dengan Solusi


Daripada fokus pada hal-hal yang tidak bisa kita lakukan, sebaiknya kita fokus pada apa yang bisa kita lakukan. Misalnya, jika kita merasa kurang pintar, kita bisa mencari cara untuk belajar dan meningkatkan keterampilan kita.

3. Mengubah Pola Pikir Kita


Kita harus melatih diri kita untuk terbiasa berpikir positif dan optimis. Schwartz menekankan pentingnya mengganti pikiran negatif dengan afirmasi positif. Kita katakan pada diri sendiri bahwa kita bisa sukses jika kita bekerja keras dan berkomitmen.

4. Mengambil Tindakan Kecil tetapi Konsisten


Memulai dengan langkah kecil untuk membangun momentum. Ketika kita melihat hasil dari usaha kita, rasa percaya diri kita akan meningkat, dan kita akan merasa lebih termotivasi untuk terus maju.

5. Menghindari Lingkungan Negatif


Kelilingi diri kita dengan orang-orang yang mendukung dan memotivasi kita, bukan mereka yang mendorong kita untuk membuat dalih.

Manfaat Menghilangkan Dalih


Ketika kita berhenti membuat dalih, kita akan merasakan manfaat yang signifikan, seperti peningkatan kepercayaan diri. Kita mulai percaya pada kemampuan kita sendiri untuk mengatasi tantangan. Tanpa dalih, kita juga dapat fokus pada tindakan nyata untuk mencapai tujuan kita. Peningkatan hubungan juga akan semakin bertumbuh karena biasanya orang-orang menghargai mereka yang jujur dan bertanggung jawab atas hidup mereka. Dan akhirnya kita akan merasa lebih puas dengan hidup kita karena kita tahu bahwa kita telah melakukan yang terbaik.
Advertisement:
Jadi, bab "Sembuhkan Diri Anda dari Dalih Penyakit Kegagalan" dalam buku Berpikir dan Berjiwa Besar karya David J. Schwartz menekankan bahwa dalih adalah hambatan utama dalam perjalanan menuju kesuksesan. David J. Schwartz menunjukkan bahwa dengan mengenali dan menghilangkan dalih, kita dapat membuka potensi penuh kita.

Mengambil tanggung jawab atas hidup kita, berhenti menyalahkan faktor eksternal, dan fokus pada solusi adalah langkah pertama menuju keberhasilan. Schwartz mengingatkan kita bahwa setiap orang memiliki kemampuan untuk berhasil jika mereka berhenti membuat alasan dan mulai bertindak. Dengan mengadopsi pola pikir ini, kita dapat mengubah hidup kita dan mencapai kesuksesan yang lebih besar.
Berpikir dan Berjiwa Besar: The Magic of Thinking Big
Rp65.000
©2008-2025 - Belbuk.com
Jl. As'syafiiyah No. 60B, Cilangkap, Jakarta Timur 13870
Tlp. 021-22811835 (Senin s/d Jumat Pkl 09.00-18.00 WIB)