Tweet |
Topik:
|
Menjadikan Maksud Kita Jelas dalam Berbicara di Depan UmumOleh Belbuk.com, 12/02/2025
![]() Bahkan orator-orator yang paling terampil pun akan gagal berkomunikasi dengan efektif kalau pendengar tidak bisa memahami mereka. Komunikasi yang baik dimulai dengan mengenali pendengar kita. Pilihlah perkataan yang akan mudah dipahami oleh pendengar kita. Kalau pendengar kita berlatar belakang teknis atau bidang khusus, kita bisa menggunakan bahasa khusus atau peristilahan yang umumnya digunakan dalam bidang mereka. Para pendengar kita akan memahami pesan kita dengan jelas dan mudah. Akan tetapi, kalau kita menggunakan bahasa yang sama kepada pendengar yang asing dengan istilah-istilah tersebut, kita akan kehilangan para pendengar kita. Advertisement:
Misalnya, pada suatu pertemuan Rotary Club di White Plains, New York, seorang pengacara terkemuka berpidato kepada pria wanita yang sebagian besarnya memiliki atau mengelola usaha kecil di komunitas. Mereka antusias mendengar penjelasannya tentang beberapa undang-undang baru yang telah diberlakukan, yang mempengaruhi usaha mereka. Setelah beberapa komentar pendahuluan, ia menyampaikan pembahasan yang terpelajar tentang undang-undang tersebut, lengkap dengan bahasa khusus hukum. Kita bisa menerka bagaimana reaksi pendengar. Sementara sang pembicara terus berbicara panjang lebar, hilangnya minat pendengar sungguh terasa. Mereka bergeser di tempat duduk mereka, pria wanita dengan pena siap mencatat mulai corat-coret pada buku catatan mereka; sebagiannya bahkan berdiri dan mondar mandir di ruangan atau pergi begitu saja.
Mereka adalah pria wanita cerdas dengan hasrat untuk mempelajari tentang persoalan yang juga mereka pentingkan, namun mereka tidak sanggup memahami bahasa kusus hukum sama seperti seandainya sang pembicara dengan bahasa asing. Seorang pembicara yang efektif sudah akan mempertimbangkan tingkat pengetahuan pendengarnya dan menyadari bahwa bahasa khusus hukum yang sudah tidak asing lagi baginya itu sangat asing bagi pendengarnya, dan sudah akan mendekati topiknya dengan cara yang berbeda. Adalah tanggung jawab kita, bukan tanggung jawab pendengar kita, untuk memastikan bahwa pesan kita sampai. Kalau kita bisa menjelaskan persoalan-persoalan teknis dengan istilah orang awam, lakukanlah itu. Kalau kita perlu menggunakan sebuah istilah teknis, hukum, atau istilah asing lainnya, luangkanlah waktu untuk menjelaskannya sewaktu pertama kali kita menggunakannya, dan setidaknya sekali lagi kalau kita merasa hal itu perlu diperkuat. Ketahuilah Maksud Pembicaraan AndaKetika kita diminta berpidato kepada sebuah kelompok, biasanya ada alasannya. Kita diundang bukan hanya untuk mengobrol. Pastikan apa yang kita sampaikan itu memuaskan maksud tersebut. Setiap pembicaraan, terlepas dari apakah sang pembicara menyadarinya atau tidak, mempunyai salah satu dari empat sasaran utama: 1. Untuk menjelaskan sesuatu. 2. Untuk mengesankan dan meyakinkan. 3. Untuk mendapatkan tindakan. 4. Untuk menghibur. Ketahuilah sasaran kita. Pilihlah dengan bijaksana sebelum kita menyiapkan pembicaraan kita. Ketahuilah cara mencapainya. Lalu lakukanlah dengan terampil dan dengan ilmu pengetahuan. Gunakan Pembanding untuk Mempromosikan KejelasanPara pembicara publik yang berpengalaman sependapat bahwa prinsip-prinsip terpenting adalah pengetahuan tentang topiknya, persiapan, dan menjadikan pembicaraan kita jelas bagi pendengar kita. Ahli fisika terkenal di dunia, Sir Oliver Lodge, dengan gembira menggunakan metode pembanding ketika menjelaskan besar dan sifat atom-atom kepada pendengar populer. Dia menjelaskan kepada pendengar Eropa bahwa dalam setetes air terdapat atom yang sama banyaknya seperti banyaknya tetesan air di Laut Mediteranean, dan banyak pendengarnya telah menghabiskan waktu lebih dari satu minggu berlayar dari Gibraltar ke Terusan Suez. Agar lebih jelas lagi, ia mengatakan bahwa dalam stetes air terdapat atom yang sama banyaknya seperti banyaknya helai rumput di seluruh bumi. Gunakanlah prinsip ini mulai dari sekarang dalam pembicaraan-pembicaraan kita. Kalau kita sedang menggambarkan piramida besar, pertama-tama, beritahukanlah kepada pendengar kita bahwa tingginya 135 meter, lalu beritahukan seberapa tinggi itu dibandingkan dengan gedung tertentu yang mereka lihat setiap harinya. Jelaskan seberapa banyak blok kota yang akan diliput oleh dasar piramidanya. Daripada mengatakan tingginya dua puluh kaki, mengapa tidak mengatakan satu setengah kali tingginya langit-langit? Daripada mengatakan tentang jarak dalam hitungan tongkat atau mil, bukankah lebih jelas mengatakannya sejauh dari sini ke stasiun serikat, atau ke jalan itu? Stimulasikan Indra PenglihatanSaraf-saraf yang menuntun dari mata ke otak berkali-kali lebih besar daripada saraf-saraf yang menuntun dari telinga ke otak, dan ilmu pengetahuan mengajarkan bahwa kita memberikan perhatian dua puluh lima kali lebih besar kepada sugesti-sugesti mata daripada kepada sugesti-sugesti telinga. "Sekali melihat adalah lebih baik daripada seratus kali diceritakan," demikian pepatah lama Jepang mengatakan. Jadi, kalau kita mau menjelaskan, bayangkan poin-poin kita, visualisasikan ide-ide kita. Pada zaman komputer, semakin banyak pembicara menggunakan presentasi PowerPoint untuk mengilustrasikan poin-poin kunci yang mereka sampaikan. Tidak setiap topik atau acara, tentunya, cocok dengan alat peraga dan gambar, namun marilah kita menggunakannya apabila mungkin. Semuanya itu menarik perhatian, menstimulasikan minat, dan sering membuat maksud kita menjadi dua kali lebih jelas. Nyatakan Kembali Ide-ide Penting Anda dengan Perkataan yang BerbedaNapoleon mendeklarasikan pengulangan sebagai satu-satunya prinsip serius dari retorika. Ia tahu bahwa karena sebuah ide sudah jelas baginya, bukan selalu bahwa ide tersebut langsung dipahami oleh yang lain. Ia tahu bahwa dibutuhkan waktu untuk memahami ide-ide baru, bahwa pikiran harus tetap difokuskan pada ide-ide baru tersebut. Singkatnya, ia tahu bahwa ide-ide baru itu harus diulangi. Bukan dalam bahasa yang persis sama. Orang akan memberontak terhadap hal itu, dan bukan tanpa alasan. Akan tetapi kalau pengulangan diungkapkan dengan pengalimatan baru, kalau pengulangan diungkapkan dengan pengalimatan baru, kalau pengulangan divariasikan, para pendengar kita tidak akan pernah menganggapnya sebagai pengulangan sama sekali. Mari kita mengambil contoh yang spesifik. William Jennings Bryan mengatakan: "Anda tidak mungkin menjadikan orang memahami sebuah topik kecuali Anda sendiri memahami topik tersebut. Semakin jelas topik tersebut dalam benak Anda, semakin jelas pulalah Anda bisa mempresentasikan topik tersebut kepada pikiran orang lain." Kalimat yang kedua hanyalah pernyataan ulang dari ide yang tekandung dalam kalimat yang pertama, namun ketika kalimat-kalimat tersebut diucapkan, pikiran tidak ada waktu untuk melihat bahwa hal itu adalah pengulangan. Pikiran hanya merasakan bahwa topiknya telah dijadikan lebih jelas. Advertisement:
Jadi, menjadikan maksud kita jelas dalam berbicara di depan umum adalah kunci untuk berkomunikasi dengan efektif. Dengan menggunakan bahasa yang sederhana, menyusun pidato dengan struktur logis, memberikan contoh yang relevan, mengulangi poin penting, menggunakan gaya berbicara yang berirama, membangun hubungan dengan pendengar, dan memanfaatkan visual, seorang pembicara dapat memastikan bahwa pesannya dipahami dengan baik.
Dengan menerapkan prinsip-prinsip yang diajarkan Dale Carnegie, siapa pun dapat meningkatkan keterampilan berbicara mereka dan menyampaikan maksud dengan lebih jelas serta berdampak.
|