Tweet |
Topik:
|
Cara Mengatasi Hal yang Menghambat Kita Jadi KayaOleh Belbuk.com, 11/02/2025
![]() 1. Rasa TakutSalah satu hambatan terbesar yang dihadapi kebanyakan orang adalah rasa takut, terutama takut kehilangan uang. Kiyosaki menjelaskan bahwa kebanyakan orang lebih takut kehilangan daripada berani mengambil risiko untuk mendapatkan sesuatu yang lebih besar. Ayah Kaya mengajarkan bahwa kegagalan adalah bagian dari proses belajar, dan orang kaya tidak takut gagal. Mereka justru belajar dari kegagalan mereka untuk menjadi lebih baik. Sebaliknya, orang miskin dan kelas menengah sering kali menghindari risiko sehingga mereka tidak pernah benar-benar maju secara finansial. Advertisement:
Kiyosaki mengatakan bahwa dia tidak pernah bertemu dengan orang yang sungguh-sungguh senang kehilangan uang. Dan sepanjang hidupnya, dia tidak pernah bertemu orang kaya yang tidak pernah kehilangan uang. Namun, dia bertemu banyak orang miskin yang tidak pernah kehilangan satu sen pun, dalam berinvestasi.
Menurut Kiyosaki, takut kehilangan uang itu sesuatu yang riil. Setiap orang memilikinya. Bahkan orang kaya. Namun, bukan rasa takut itu masalahnya. Masalahnya adalah cara kita mengatasi ketakutan itu. Bagaimana kita mengatasi kehilangan itu. Bagaimana kita mengatasi kegagalan itulah yang membuat perbedaan dalam hidup kita. Itu berlaku untuk segala hal dalam hidup ini, bukan hanya uang. Perbedaan utama antara orang kaya dan orang miskin adalah cara mereka mengatasi ketakutan itu. Dalam hidupnya, Kiyosaki memperhatikan bahwa kemenangan biasanya mengikuti kekalahan. Sebelum akhirnya bisa mengendarai sepeda, pertama-tama kita jatuh berulang kali. Kita tidak pernah bertemu pegolf yang tidak pernah kehilangan bola golf. Kita tidak pernah bertemu orang jatuh cinta yang tidak pernah patah hati. Dan kita tidak pernah bertemu orang kaya yang tidak pernah kehilangan uang. Jadi, bagi kebanyakan orang, alasan mereka tidak menang secara keuangan adalah karena rasa sakit akibat kehilangan uang jauh lebih besar daripada kegembiraan karena kaya. Kebanyakan orang bermimpi menjadi kaya, tapi takut kehilangan uang. Bagi pemenang, kekalahan memberi mereka inspirasi. Bagi pecundang, kekalahan mengalahkan mereka. Itu rahasia terbesar bagi pemenang. Dan kekalahan mengalahkan pecundang. Rahasia terbesar pemenang adalah bahwa kekalahan memberi inspirasi untuk menang, karenanya mereka tidak takut kalah. Kebanyakan orang begitu takut kehilangan uang sehingga mereka kehilangan uang mereka. Menurut Kiyosaki, kalau punya sedikit uang dan ingin kaya, kita pertama-tama harus berfokus, bukan mencari keseimbangan. Jika kita melihat orang yang sukses, awalnya mereka tidak seimbang. Orang yang seimbang tidak melangkah ke mana-mana. Mereka tetap di satu titik. Untuk membuat kemajuan, pertama-tama kita harus menjadi tidak seimbang. Lihat saja bagaimana kita membuat kemajuan dalam berjalan. Thomas Edison tidak seimbang. Dia berfokus. Bill Gates tidak seimbang. Dia berfokus. Donald Trump berfokus. George Soros berfokus. Jika memiliki hasrat apa pun untuk menjadi kaya, kita harus berfokus. Jangan melakukan apa yang dilakukan oleh orang miskin dan kelas menengah, yaitu menaruh telur mereka yang sedikit di banyak keranjang. Taruh semua telur kita di sejumlah kecil keranjang, dan FOCUS: Follow One Course Until Successful (Ikuti Satu Arah Sampai Berhasil). 2. SinismeHambatan kedua adalah sinisme atau keraguan yang sering kali datang dari diri sendiri maupun orang lain. Banyak orang tidak berani mengambil langkah finansial karena dipengaruhi oleh pendapat negatif orang lain atau pengalaman buruk di masa lalu. Kebanyakan orang miskin karena ketika menyangkut masalah investasi, dunia penuh dengan para pengecut yang berlari berkeliling sambil berteriak, "Langit runtuh! Langit runtuh!" Itu efektif, karena setiap orang dari kita adalah pengecut. Sering kali dibutuhkan keberanian besar untuk tidak membiarkan rumor dan ramalan tentang kegelapan serta malapetaka memengaruhi keraguan dan ketakutan kita. Namun, investor yang cerdas tahu bahwa masa yang sepertinya buruk sebenarnya merupakan saat terbaik untuk menghasilkan uang. Ketika orang lain takut untuk bertindak, mereka menarik picu dan mendapatkan ganjarannya. Menurut Kiyosaki, keraguan dan sikap sinis itulah yang membuat kebanyakan orang tetap miskin dan main aman. Padahal dunia nyata menanti kita untuk kaya. Hanya keraguan yang membuat orang tetap miskin. Menurutnya, keluar dari Balap Tikus itu secara teknis mudah karena tidak membutuhkan banyak pendidikan, tapi keraguanlah yang melumpuhkan banyak orang. "Orang yang sinis tidak pernah menang," kata Ayah Kaya. Si sinis mengkritik dan pemenang menganalisis. Ayah Kaya menjelaskan bahwa kritik membutakan, sedangkan analisis membuka mata. Analisis memungkinkan pemenang melihat bahwa kritik itu buta, dan melihat peluang yang dilewatkan oleh orang lain. Menemukan apa yang dilewatkan orang lain adalah kunci menuju kesuksesan. Ayah Kaya memberi Kiyosaki cara untuk menghadapi sikap pengecut dalam dirinya. "Lakukan saja apa yang dilakukan Kolonel Sanders," katanya. Pada usia 66 tahun dia kehilangan bisnis dan mulai mengandalkan Jaminan Sosial. Itu tidak cukup. Dia berkeliling Amerika menjual resep ayam gorengnya. Dia ditolak 1.099 kali sebelum akhirnya seseorang berkata "ya". Dia pun menjadi multijutawan pada usia ketika kebanyakan orang berhenti. Jadi, ketika kita ragu dan agak takut, kita lakukan saja apa yang dilakukan Kolonel Sanders pada jiwa pengecutnya. Dia menggorengnya. 3. KemalasanKemalasan juga menjadi penghambat besar dalam mencapai kebebasan finansial. Banyak orang yang sebenarnya bekerja keras, tetapi mereka malas dalam hal-hal yang benar-benar penting, seperti mengelola keuangan, belajar investasi, atau mencari peluang baru. Cara untuk mengatasi kemalasan ini adalah dengan selalu memiliki tujuan yang jelas dan motivasi yang kuat untuk mencapainya. Jika kita memiliki alasan yang kuat untuk sukses, kita akan lebih terdorong untuk mengambil tindakan dan mengatasi rasa malas kita. Ayah Kaya melarang kata-kata, "Saya tak mampu membelinya." Ayah Kaya menuntut anak-anaknya berkata, "Bagaimana saya bisa membelinya?" Dia meyakini kata-kata, "Saya tak mampu membelinya" menutup otak kita. Otak jadi tidak perlu beripikir lagi. "Bagaimana saya bisa membelinya?" membuka otak dan memaksanya berpikir serta mencari jawaban. Dengan adanya pikiran malas yang berkata, "Saya tak mampu membelinya," perang meletus dalam diri kita. Jiwa kita marah, dan pikiran malas kita harus mempertahankan kebohongannya. Jiwa kita berteriak, "Ayo, Cepat pergi ke fitness center dan berolahraga." Pikiran yang malas berkata, "Tapi aku capek, Aku bekerja sangat keras hari ini." Atau jiwa kita berkata, "Aku muak dan capek menjadi miskin. Ayo keluar dari sini dan menjadi kaya." Dan pikiran malas kita berkata, "Orang kaya itu serakah. Lagi pula, itu terlalu merepotkan. Itu tidak aman. Aku bisa kehilangan uang." "Saya tak mampu membelinya" juga menyebabkan kesedihan, ketidakberdayaan yang mengarah ke patahnya semangat dan sering kali depresi. "Bagaimana saya bisa membelinya?" membuka kemungkinan, semangat, dan impian. Jadi, Ayah Kaya tidak terlalu memedulikan apa yang ingin kita beli, selama kita paham bahwa "Bagaimana saya bisa membelinya?" menciptakan pikiran yang lebih kuat dan jiwa yang dinamis. Bukan tujuan, tapi proses mencapai tujuanlah yang dia ingin kita pelajari. Jadi, bagaimana kita mengalahkan kemalasan? Sekali lagi, jawabannya adalah sedikit ketamakan. Tanpa sedikit ketamakan, hasrat untuk memiliki sesuatu yang lebih baik, kemajuan tidak terjadi. Dunia kita maju karena kita semua memiliki hasrat untuk kehidupan yang lebih baik. Penemuan-penemuan baru tercipta karena kita berhasrat akan sesuatu yang lebih baik. Jadi, setiap kali kita mendapati diri menghindari sesuatu yang kita seharusnya kita lakukan, satu-satunya hal yang perlu kita tanyakan pada diri kita adalah, "Apa yang tersedia bagi saya?" Bersikaplah sedikit tamak. Itulah obat terbaik untuk kemalasan. Akan tetapi, terlalu tamak, seperti apa pun lainnya yang berlebihan, tidaklah baik. 4. Kebiasaan BurukKiyosaki menekankan bahwa kebiasaan finansial seseorang sangat menentukan masa depan mereka. Salah satu kebiasaan buruk yang umum adalah membelanjakan uang sebelum menabung atau berinvestasi. Ayah Kaya mengajarkan bahwa sebelum membayar tagihan atau membeli barang, kita harus terlebih dahulu menyisihkan uang untuk investasi. Hal ini berbeda dengan kebanyakan orang yang lebih dulu membayar semua tagihan mereka, lalu baru menabung jika ada sisa uang. 5. KesombonganKesombongan atau merasa sudah tahu segalanya juga menjadi hambatan besar dalam mencapai kesuksesan finansial. Banyak orang tidak mau belajar lebih banyak karena mereka merasa sudah cukup tahu atau mereka terlalu percaya diri tanpa dasar yang kuat. Kiyosaki mengingatkan bahwa dunia keuangan terus berubah, dan kita harus selalu terbuka untuk belajar hal-hal baru. Orang yang sukses secara finansial adalah mereka yang selalu haus akan pengetahuan dan mau belajar dari orang lain yang lebih berpengalaman. "Apa yang saya ketahui menghasilkan uang bagi saya. Apa yang tidak saya ketahui membuat saya kehilangan uang. Setiap kali bersikap sombong, saya kehilangan uang. Karena ketika saya sombong, saya benar-benar meyakini bahwa apa yang tidak saya ketahui itu tidak penting, " begitu Ayah Kaya sering memberi nasihat. Kiyosaki melihat banyak orang menggunakan kesombongan untuk berusaha menyembunyikan kebodohan mereka sendiri. Hal itu sering kali terjadi ketika dia mendiskusikan laporan keuangan dengan akuntan atau bahkan investor lain. Mereka berusaha memenangkan diskusi itu dengan cara menggertak. Padahal jelas bagi Kiyosaki bahwa mereka tidak tahu apa yang sedang mereka bicarakan. Mereka tidak berbohong, tapi mereka tidak mengatakan kebenaran. Ada banyak orang di dunia uang, keuangan, dan investasi yang sama sekali tidak punya bayangan tentang apa yang mereka bicarakan. Kebanyakan orang dalam industri uang semata menyemburkan rayuan penjualan seperti penjual mobil bekas. Ketika kita tahu bahwa kita bodoh dalam suatu topik, mulailah didik diri kita dengan mencari seorang ahli di bidang itu atau sebuah buku tentang topik itu. Advertisement:
Jadi, bab “Mengatasi Berbagai Hambatan” dalam buku Rich Dad Poor Dad oleh Robert T. Kiyosaki mengajarkan bahwa hambatan utama dalam mencapai kekayaan bukanlah kurangnya peluang atau modal, tetapi lebih kepada ketakutan, sinisme, kemalasan, kebiasaan buruk, dan arogansi. Dengan mengatasi hambatan-hambatan ini melalui pendidikan finansial, keberanian, dan perubahan kebiasaan, kita akan dapat membuka jalan menuju kebebasan finansial.
Kiyosaki mengajak kita untuk mulai mengidentifikasi hambatan yang kita hadapi dan mengambil langkah nyata untuk mengatasinya. Dengan mengadopsi pola pikir yang lebih positif dan proaktif, siapa pun bisa mencapai kesuksesan finansial dan menjalani kehidupan yang lebih sejahtera.
|