Belbuk.comtoko buku onlineBuku Original021-4202857
Topik:
 

Bekerja untuk Belajar, Jangan Bekerja untuk Uang

Oleh Belbuk.com, 11/02/2025
Bekerja untuk Belajar, Jangan Bekerja untuk UangBab “Pelajaran Enam: Bekerja untuk Belajar, Jangan Bekerja untuk Uang” dalam buku Rich Dad Poor Dad karya Robert T. Kiyosaki menekankan pentingnya mengutamakan pendidikan dan pengembangan diri daripada sekadar mencari penghasilan. Di sini, Kiyosaki mengungkapkan bagaimana fokus pada belajar dapat membantu seseorang mencapai kebebasan finansial jangka panjang.

Kiyosaki terus-terusan dikejutkan saat mengetahui betapa kecilnya penghasilan orang-orang yang berbakat. Dia sering bertemu dengan orang-orang brilian dan berpendidikan tinggi yang memperoleh penghasilan kurang dari 20.000 dolar setahun. Seorang konsultan bisnis yang khusus bergerak di bidang perdagangan medis memberitahu Kiyosaki betapa banyak dokter, dokter gigi, dan chiropcrator yang mengalami kesulitan keuangan. Padahal selama ini Kiyosaki mengira ketika mereka lulus, uang akan mengalir ke kantong mereka. Konsultan bisnis tersebut mengatakan bahwa mereka-mereka ini "satu keterampilan jauhnya dari kemakmuran besar".
Advertisement:
Yang dimaksud dengan frasa "satu keterampilan jauhnya dari kemakmuran besar" adalah bahwa kebanyakan orang hanya perlu mempelajari dan menguasai satu keterampilan lagi maka penghasilan mereka akan bertambah secara berlipat ganda. Dan menurut Kiyosaki, keterampilan tersebut adalah kecerdasan keuangan. Kecerdasan keuangan yang dimaksud Kiyosaki di sini adalah sinergi dari akuntansi, investasi, pemasaran, dan undang-undang. Menurut Kiyosaki, menggabungkan keempat keterampilan teknis tersebut dan menghasilkan uang dari uang adalah hal yang lebih mudah daripada yang diyakini oleh kebanyakan orang. Bila menyangkut uang, satu-satunya keterampilan yang paling diketahui oleh kebanyakan orang adalah bekerja keras.

Kiyosaki bercerita tentang seorang wartawan muda yang berkata kepadanya bahwa dia ingin menjadi penulis buku laris seperti Kiyosaki. Kiyosaki sudah melihat beberapa artikel yang ditulis wartawan muda tersebut di sebuah koran, dan Kiyosaki sangat terkesan karena dia punya gaya penulisan yang kuat, tajam, dan jelas. Artikelnya menarik minat pembaca. Lalu Kiyosaki bertanya kepada wartawan tersebut apa yang menahannya untuk menggapai cita-citanya. Wartawan itu mengatakan bahwa pekerjaannya sepertinya mandek. Dia mengatakan bahwa banyak yang mengatakan novelnya luar biasa, tapi tidak ada apa pun yang terjadi. Penjualan novelnya seret. Itulah sebabnya dia tetap bekerja di surat kabar supaya bisa menutupi tagihan-tagihannya.

Kiyosaki pun menyarankan wartawan muda tersebut untuk mengikuti kursus pelatihan penjualan untuk meningkatkan kesuksesan kariernya. Dan wartawan muda tersebut pun merasa tersinggung dengan saran dari Kiyosaki. Karena menurutnya, dia sudah memiliki gelar master dalam Sastra Inggris, jadi buat apa lagi dia harus belajar menjadi seorang penjual? Dan menurut wartawan muda tersebut, pekerjaan penjual akan merendahkan keprofesionalannya karena di sekolah dia sudah dilatih menjadi seorang penulis yang baik, sehingga tidak tidak harus menjadi penjual. Lalu Kiyosaki menunjukkan salah satu bukunya ke wartawan tersebut, dan menunjukkan sebuah catatan di buku yang bertuliskan "Robert Kiyosaki, penulis buku laris". "Tertulis di sini penulis buku laris, bukan penulis buku terbaik," kata Kiyosaki pelan.

Contoh klasik sinergi keterampilan adalah penulis muda untuk surat kabar ini. Kalau seandainya dia rajin mempelajari keterampilan menjual dan memasarkan, panghasilannya akan melonjak secara dramatis. Menurut Kiyosaki, kalau misalnya dia wartawan tersebut, dia akan mengikuti kursus penulisan iklan dan penjualan. Lalu, bukannya bekerja di surat kabar, dia akan mencari pekerjaan di biro iklan. Bahkan kalau pun gajinya kecil, dia akan belajar cara berkomunikasi dengan "jalan pintas" yang digunakan dalam iklan yang berhasil. Dia juga akan meluangkan waktu untuk mempelajari humas, suatu keterampilan yang penting. Dia akan belajar cara memperoleh uang jutaan dalam publikasi gratis. Lalu, pada malam hari dan akhir pekan dia bisa menulis novelnya yang hebat. Ketika novel itu selesai, dia akan lebih mampu menjualnya. Lalu, dalam waktu singkat, dia bisa menjadi "penulis buku laris".

Kiyosaki bercerita ketika pertama kali datang dengan buku pertamanya, If You Want To Be Rich and Happy, Don't Go to School, sebuah penerbit menyarankan dia untuk mengubah judulnya menjadi "The Economics of Education". Kiyosaki pun berkata kepada penerbit itu bahwa dengan judul seperti itu, dia hanya akan bisa menjual dua buku, yaitu satu ke keluarganya dan satu ke sahabatnya. Masalahnya, mereka pun akan berharap Kiyosaki akan memberikannya secara gratis. Judul jelek "If You Want To Be Rich and Happy, Don't Go to School" dia pilih karena dia tahu hal itu akan mendapatkan ratusan publikasi. Jadi, Kiyosaki lebih memilih judul yang akan membuatnya muncul di lebih banyak acara TV dan radio, semata karena dia ingin menjadi kontroversial. Banyak orang yang berpikir Kiyosaki kacangan, tapi buku itu terus terjual.

Filosofi Ayah Kaya: Belajar adalah Investasi


Ayah Kaya mengajarkan bahwa banyak orang bekerja hanya untuk uang, tetapi orang kaya bekerja untuk belajar. Ia percaya bahwa pengalaman kerja harus dilihat sebagai peluang untuk memperoleh keterampilan baru yang dapat digunakan untuk menciptakan kekayaan di masa depan. Dengan kata lain, bekerja bukan hanya tentang mendapatkan gaji, tetapi tentang membangun fondasi yang kuat untuk kesuksesan finansial.

Sebaliknya, Ayah Miskin percaya pada pendekatan tradisional: belajar dengan baik, mendapatkan pekerjaan yang stabil, dan bekerja keras untuk mendapatkan penghasilan tetap. Ayah Kaya menolak pandangan ini, karena menurutnya, fokus semata pada gaji tidak akan memberikan kebebasan finansial, melainkan akan membuat kita terjebak dalam “Balap Tikus” atau siklus kerja yang tidak berujung.

Kiyosaki bercerita, ketika dia lulus dari U.S. Merchant Marine Academy pada tahun 1969, ayahnya yang berpendidikan merasa senang. Standard Oil di California memperkejakannya sebagai mualim ketiga di armada kapal tangki minyaknya. Saat itu ada karier yang bagus di depan mata Kiyosaki, tapi dia mengundurkan diri setelah enam bulan bekerja di perusahaan tersebut dan bergabung dengan Korps Marinir untuk belajar menerbangkan pesawat. Ayahnya yang berpendidikan sangat terpukul, tetapi Ayah Kaya memberinya ucapan selamat.

Di sekolah dan tempat kerja, gagasan tentang spesialisasi adalah hal yang populer: untuk menghasilkan lebih banyak uang atau dipromosikan, kita perlu menjadi spesialis. Itu sebabnya dokter medis langsung mulai mencari spesialisasi, seperti ortopedi atau anak. Hal sama berlaku untuk akuntan, arsitek, pengacara, pilot, dan lain-lain. Ayah yang berpendidikan meyakini dogma itu. Itu sebabnya dia sangat senang ketika Kiyosaki meraih gelar doktoral. Tetapi Ayah Kaya mendorong Kiyosaki untuk melakukan tepat kebalikannya. "Kau ingin tahu sedikit tentang banyak hal" adalah sarannya. Itu sebabnya selama bertahun-tahun Kiyosaki bekerja di bidang-bidang berbeda diperusahaannya. Selama beberapa lama Kiyosaki bekerja di bagian akuntansi. Kiyosaki juga bekerja sebagai kernet dan pekerja bangunan, juga di bagian penjualan, pemesanan, serta pemasaran. Ayah Kaya ingin Kiyosaki tahu sedikit tentang setiap aspek kerajaan bisnisnya.

Ketika Kiyosaki berhenti dari pekerjaannya yang bergaji tinggi di Standard Oil, ayahnya yang berpendidikan bicara dari hati ke hati dengannya. Dia bingung. Dia tidak bisa memahami keputusan Kiyosaki untuk mengundurkan diri dari karier yang menawarkan upah tinggi, tunjangan bagus, banyak waktu libur, dan peluang promosi. Ketika suatu petang ayahnya bertanya, "Kenapa Kau berhenti?" Kiyosaki tidak bisa menjelaskan kepadanya, walaupun dia sudah berusaha kerjas. Logika Kiyosaki tidak sejalan dengan logika ayanya yang berpendidikan. Masalah besarnya, logika Kiyosaki adalah logika Ayah Kaya. Pekerjaan yang terjamin adalah segalanya bagi ayahnya yang berpendidikan, sementara belajar adalah segalanya bagi Ayah Kaya. Ayah yang berpendidikan mengira Kiyosaki bersekolah untuk belajar menjadi petugas kapal. Ayah Kaya tahu Kiyosaki bersekolah untuk belajar untuk mempelajari perdagangan internasional.

Pentingnya Keterampilan yang Beragam


Kiyosaki menekankan bahwa orang sukses memiliki berbagai keterampilan yang saling melengkapi. Ia mengingatkan kita bahwa penguasaan keterampilan seperti penjualan, komunikasi, pemasaran, dan akuntansi adalah kunci untuk berhasil di dunia bisnis dan investasi. Ia juga menyarankan agar kita tidak takut berpindah pekerjaan atau mencoba hal baru demi mempelajari keterampilan yang berbeda.

Setelah kembali dari Vietnam pada tahun 1973, Kiyosaki meninggalkan pangkatnya, meskipun dia senang terbang. Kiyosaki mendapat pekerjaan di Xerox Corp. Dia bergabung dengan Xerox karena satu alasan, dan itu bukan tunjangannya. Kiyosaki seorang pemalu, dan gagasan untuk menjual adalah hal yang paling menakutkan di dunia. Xerox mempunyai salah satu program pelatihan penjualan terbaik di Amerika. Ayah Kaya bangga pada Kiyosaki, tetapi Ayah yang berpendidikan malu. Sebagai seorang intelektual, ayah yang berpendidikan berpikir orang penjualan berada di bawahnya. Kiyosaki bekerja di Xerox selama empat tahun sampai dia mengatasi ketakutannya untuk mengetuk pintu dan ditolak. Begitu Kiyosaki bisa secara konsisten berada di lima besar penjualan, sekali lagi dia mengundurkan diri dan pindah, meninggalkan karier hebat lainnya di perusahaan luar biasa lainnya.

Ketika berbicara kepada orang dewasa yang ingin menghasilkan banyak uang, Kiyosaki selalu menyarankan mereka untuk mengambil pekerjaan kedua yang akan mengajari mereka keterampilan kedua. Kiyosaki sering merekomendasikan orang untuk bergabung dengan perusahaan pemasaran jaringan, yang sering disebut multilevel marketing, kalau ingin mempelajari keterampilan penjualan. Beberapa perusahaan itu mempunyai program pelatihan yang sangat bagus untuk membantu orang mengatasi rasa takut akan kegagalan dan penolakan, yang merupakan alasan utama orang tidak berhasil. Pendidikan lebih berharga daripada uang, dalam jangka panjang.

Ketika Kiyosaki bertanya pada kelas yang dia ajar, "Berapa banyak dari kalian yang bisa membuat hamburger yang lebih enak daripada McDonald's?" hampir semua murid mengangkat tangan. Lalu Kiyosaki bertanya, "Jadi, kalau kebanyakan dari kalian bisa membuat hamburger yang lebih enak, bagaimana bisa McDonald's menghasilkan uang lebih banyak dari pada kalian?" Jawabannya jelas: McDonald's sangat hebat dalam sistem bisnis. Alasan kenapa begitu banyak orang berbakat itu miskin adalah karena mereka memfokuskan diri membangun hamburger yang lebih enak dan hanya tahu sedikit atau sama sekali tidak tahu tentang bisnis.

Itu kasus umum tentang seseorang yang bisa membuat hamburger yang enak, tapi hanya tahu sedikit tentang bisnis. Dunia ini penuh dengan orang berbakat yang miskin. Terlalu sering terjadi mereka miskin atau mengalami kesulitan keuangan atau mendapat penghasilan yang kurang dari yang bisa mereka dapatkan bukan karena apa yang mereka ketahui, tapi karena apa yang yang tidak mereka ketahui. Mereka berfokus menyempurnakan keterampilan mereka membuat hamburger yang lebih enak daripada keterampilan menjual dan menyajikan hamburger. Mungkin McDonald's tidak membuat hamburger terbaik, tapi mereka adalah yang terbaik dalam menjual dan menyajikan burger.

Kiyosaki bercerita tentang pertemuannya dengan mantan guru sekolahnya yang menghasilkan ratusan ribu dolar per tahun. Mereka memiliki penghasilan sebesar itu karena mereka memiliki keterampilan yang terspesialisasi di bidang mereka dan bidang lain. Mereka bisa mengajar, juga menjual dan memasarkan. Kiyosaki tahu tidak ada keterampilan lain yang lebih penting daripada menjual dan memasarkan. Keterampilan menjual dan memasarkan itu sulit bagi kebanyakan orang, terutama karena mereka takut ditolak. Semakin baik kita dalam berkomunikasi, bernegosiasi, dan mengatasi rasa takut ditolak, akan semakin mudahlah hidup ini.

Menjadi terspesialisasi secara teknis memiliki kekuatan dan kelemahan. Kiyosaki mengakui mempunyai banyak teman yang genius, tapi mereka tidak bisa berkomunikasi secara efektif dengan orang lain dan, sebagai akibatnya, penghasilan mereka sangat kecil. Kiyosaki menasihati mereka agar menyisihkan waktu setahun untuk belajar menjual. Bahkan kalau mereka tidak mendapat apa-apa dari periode waktu itu, keterampilan komunikasi mereka akan meningkat. Dan itu tak ternilai harganya.

Mengubah Pola Pikir tentang Pekerjaan


Kiyosaki mengajak kita untuk mengubah cara pandang mereka terhadap pekerjaan. Alih-alih melihat pekerjaan sebagai tujuan akhir, pekerjaan harus dilihat sebagai sarana untuk belajar dan berkembang. Ia menekankan pentingnya memprioritaskan pembelajaran dibandingkan penghasilan, terutama pada tahap awal karier seseorang.

Misalnya, seorang individu yang bekerja di sebuah startup kecil mungkin tidak mendapatkan gaji besar, tetapi ia memiliki peluang untuk mempelajari berbagai aspek bisnis, seperti manajemen, pemasaran, dan pengembangan produk. Pengalaman ini jauh lebih berharga dalam jangka panjang dibandingkan gaji besar tanpa peluang belajar.

Fokus pada Tujuan Jangka Panjang


Kiyosaki juga menekankan pentingnya memiliki visi jangka panjang. Kiyosaki mengingatkan bahwa bekerja hanya untuk mendapatkan uang tidak akan membawa kita ke kebebasan finansial. Sebaliknya, kita harus memiliki tujuan yang jelas dan bekerja menuju tujuan tersebut dengan belajar dan mengembangkan keterampilan yang relevan.

Ia memberikan contoh tentang bagaimana ia dan istrinya memilih untuk hidup hemat dan berinvestasi dalam pendidikan serta aset yang menghasilkan pendapatan pasif, seperti properti dan bisnis. Fokus mereka pada tujuan jangka panjang memungkinkan mereka mencapai kebebasan finansial lebih cepat dibandingkan kebanyakan orang.
Advertisement:
Jadi, bab “Bekerja untuk Belajar, Jangan Bekerja untuk Uang” dalam buku Rich Dad, Poor Dad karya Robert T. Kiyosaki mengajarkan bahwa kunci untuk mencapai kebebasan finansial adalah mengutamakan pendidikan dan pengembangan diri daripada sekadar mengejar penghasilan. Dengan belajar keterampilan baru, mengatasi ketakutan akan perubahan, dan mencari mentor yang tepat, seseorang dapat menciptakan peluang untuk mencapai kesuksesan.

Kiyosaki menekankan bahwa kesuksesan finansial tidak datang dari keberuntungan atau pekerjaan dengan gaji tinggi, tetapi dari pola pikir yang benar dan dedikasi untuk terus belajar. Dengan mengubah cara pandang terhadap pekerjaan dan fokus pada tujuan jangka panjang, siapa pun dapat mencapai kebebasan finansial dan menjalani kehidupan yang mereka impikan.

Versi Video:

Rich Dad, Poor Dad
Rp68.000
©2008-2025 - Belbuk.com
Jl. As'syafiiyah No. 60B, Cilangkap, Jakarta Timur 13870
Tlp. 021-22811835 (Senin s/d Jumat Pkl 09.00-18.00 WIB)