Belbuk.comtoko buku onlineBuku Original021-4202857
Cara PembelianTestimoniPusat BantuanTentang KamiHubungi Kami
Buku    Sosial & Politik    Politik

Bagaimana Demokrasi Mati (How Democracies Die): Apa yang Diungkapkan Sejarah tentang Masa Depan Kita

Berat 0.25
Tahun 2019
Halaman 288
ISBN 9786020385044
Penerbit Gramedia Pustaka Utama
Sinopsis          Buku Sejenis
 
Harga: Rp98.000
Tersedia:
Dikirim 2-5 hari berikutnya SETELAH pembayaran diterima. (Senin s/d Jumat, kecuali hari libur)

Pelanggan yang Membeli Buku Ini Juga Membeli Buku Berikut:

Sistem Informasi Manajemen (Edisi Revisi)
Tata Sutabri
Rp144.000
Sejarah Peradaban Islam
Suyuthi Pulungan
Rp247.000
Kontestasi Politik dalam Ruang Media: Perspektif Critical Discourse Analysis
Heri Budianto
Rp54.000
Khazanah Intelektual Islam
Nurcholish Madjid
Rp130.000
Lainnya+   

Sinopsis

Dua profesor Harvard menjelaskan dunia berbahaya yang kita hadapi hari ini

Demokrasi bisa mati karena kudeta—atau mati pelan-pelan. Kematian itu bisa tak disadari ketika terjadi selangkah demi selangkah, dengan terpilihnya pemimpin otoriter, disalahgunakannya kekuasaan pemerintah, dan penindasan total atas oposisi. Ketiga langkah itu sedang terjadi di seluruh dunia dan kita semua mesti mengerti bagaimana cara menghentikannya.

Dalam buku ini, dua profesor Harvard Steven Levitsky dan Daniel Ziblatt menyampaikan pelajaran penuh wawasan dari sejarah untuk menerangkan kerusakan rezim selama abad ke-20 dan ke-21. Mereka menunjukkan bahayanya pemimpin otoriter ketika menghadapi krisis besar.

Berdasarkan riset bertahun-tahun, keduanya menyajikan pemahaman mendalam mengenai mengapa dan bagaimana demokrasi mati; suatu analisis pemicu kewaspadaan mengenai bagaimana demokrasi didesak; dan pedoman untuk
memelihara dan memperbaiki demokrasi yang terancam, bagi pemerintah, partai politik, dan individu.

Sejarah tak berulang. Namun kita bisa melindungi demokrasi kita dengan belajar dari sejarah, sebelum terlambat.

“Kami berutang terima kasih kepada kedua penulis atas kesediaan mereka mengemukakan pemahaman mereka yang mendalam tentang isu-isu politik sentral saat ini.”
Francis Fukuyama
(Kembali Ke Atas)
(Kembali Ke Atas)