Tweet |
Topik:
|
9 Cara Terbaik Membangun KekayaanOleh Belbuk.com, 11/02/2025
![]() 1. Menemukan Alasan yang Lebih Besar Daripada Kenyataan: Kekuatan SemangatKalau kita bertanya kepada kebanyakan orang apakah mereka ingin menjadi kaya atau bebas secara keuangan, mereka akan mengatakan "ya". Namun, kenyataan lalu mengambil alih. Jalan terasa panjang, dengan terlalu banyak bukit untuk didaki. Lebih mudah untuk semata bekerja demi mendapatkan uang dan menyerahkan sisanya kepada broker. Advertisement:
Alasan atau tujuan adalah kombinasi dari "keinginan" dan "bukan keinginan". Ketika orang bertanya pada Kiyosaki, apa alasannya ingin menjadi kaya, itu adalah kombinasi dari "ingin" dan "tidak ingin". Pertama, "tidak ingin", karena itu menciptakan "ingin". Kiyosaki tidak ingin bekerja seumur hidup, tidak menginginkan apa yang diidam-idamkan orangtuanya, yaitu pekerjaan yang terjamin dan rumah di pinggiran kota. Kiyosaki tidak suka menjadi karyawan. Kiyosaki benci ayahnya karena selalu melewatkan pertandingan futbolnya, karena ayahnya sangat sibuk bekerja untuk kariernya.
Dan soal "ingin", Kiyosaki ingin bebas bepergian ke seluruh dunia dan menjalani gaya hidup yang dia sukai. Dia ingin melakukannya saat masih muda. Dia semata ingin bebas. Dia ingin memegang kendali atas waktu dan hidupnya. Dia ingin uang bekerja untuknya. Itulah alasan-alasan emosionalnya. Kiyosaki mengaku berkali-kali kehilangan uang dan mengalami kemunduran, tapi alasan emosional yang dalam itu membuatnya tetap berdiri dan melangkah. Dia ingin mencapai kebebasan pada usia empat puluh tahun, tapi baru mencapainya pada usia 47 tahun, dengan banyak pengalaman belajar di sepanjang prosesnya. Menurut Kiyosaki, itu semuanya tida mudah, namun itu juga tidak sulit. Menurutnya, bahwa tanpa alasan atau tujuan yang kuat, apa pun dalam hidup ini akan sulit. 2. Buat Pilihan Setiap Hari: Kekuatan PilihanSecara keseluruhan, dengan setiap uang yang kita peroleh, kita mempunyai kekuatan untuk memilih masa depan kita: menjadi kaya, miskin, atau kelas menengah. Kebiasaan belanja kita mencerminkan siapa diri kita. Orang miskin memiliki kebiasaan belanja yang buruk. Sejak dulu, saat masih bocah, Kiyosaki memilih menjadi kaya, dan dia tahu yang harus dia lakukan adalah belajar membangun aset, aset riil. Sahabatnya, Mike, mewarisi kolom aset dari ayahnya, tapi masih harus memilih belajar menjaganya. Banyak keluarga kaya kehilangan aset mereka pada generasi berikutnya semata karena tidak ada seorang pun yang dilatih untuk menjadi pengelola aset yang baik. Kebanyakan orang memilih untuk tidak menjadi kaya. Bagi sembilan puluh persen penduduk, menjadi kaya identik dengan terlalu banyak pertikaian. Jadi, mereka menciptakan pernyataan yang berbunyi: "Saya tidak tertarik pada uang." "Saya tidak akan pernah kaya." Saya tidak perlu khawatir, saya masih muda." "Suami/istri saya yang mengelola keuangan." Yang jadi masalah, pernyataan-pernyataan itu merampok orang yang memilih memikirkan dua hal penting: Salah satunya waktu, yang merupakan aset kita yang paling berharga. Yang kedua adalah belajar. Tidak punya uang seharusnya tidak menjadi alasan untuk tidak belajar. Namun, itu pilihan yang kita buat setiap hari: pilihan tentang apa yang kita lakukan dengan waktu kita, dan apa yang kita masukkan ke kepala kita. Itulah kekuatan pilihan. Kita semua punya pilihan. Kiyosaki hanya memilih untuk menjadi kaya, dan dia membuat pilihan itu setiap hari. Pertama-tama, berinvestasilah dalam pendidikan. Pada kenyataannya, satu-satunya aset riil yang kita miliki adalah pikiran kita, alat paling kuat yang kita kuasai. Setelah cukup dewasa, masing-masing dari kita mempunyai pilihan tentang apa yang kita masukkan ke otak kita. Kita bisa menonton TV, membaca majalah golf, atau mengikuti kelas pembuatan keramik atau perencanaan keuangan. Kita yang memilih. Kebanyakan orang membeli investasi, bukannya terlebih dahulu berinvestasi dengan mempelajari cara berinvestasi. 3. Memilih Teman dengan Cermat: Kekuatan PertemananKiyosaki mengakui bahwa ada orang yang benar-benar dia cari karena mereka mempunyai uang. Namun, dia tidak mengejar uang mereka, tetapi dia mencari pengetahuan mereka. Dalam beberapa kasus orang-orang yang mempunyai banyak uang itu menjadi teman baiknya. Kiyosaki memperhatikan teman-temannya yang memiliki uang bicara tentang uang. Mereka tidak melakukannya untuk membual. Mereka tertarik pada topik itu. Jadi, Kiyosaki belajar dari mereka, dan mereka belajar dari dia. Teman-teman Kiyosaki yang berada dalam kondisi keuangan yang memprihatinkan tidak suka membicarakan uang, bisnis, atau investasi. Mereka kerap berpikir hal itu kasar atau tidak intelektual. Jadi, Kiyosaki juga belajar dari teman-temannya yang mengalami kesulitan keuangan. Dia menemukan apa yang sebaiknya tidak dia lakukan. Kiyosaki punya beberapa teman yang menghasilkan lebih dari satu milyar dolar dalam masa hidup mereka yang singkat. Rata-rata mereka mengatakan fenomena yang sama, yaitu teman-teman mereka yang tidak punya uang tidak pernah datang kepada mereka untuk bertanya bagaimana mereka mencapai kekayaan mereka itu. Namun, mereka mendatangi dia dan menanyakan satu atau dua hal berikut, atau keduanya: pinjaman, atau pekerjaan. Menurut Kiyosaki, salah satu hal tersulit dalam membangun kekayaan adalah bersikap jujur terhadap diri kita sendiri dan bersedia untuk tidak mengikuti banyak orang. Karena dalam pasar biasanya orang banyak yang muncul belakanganlah yang dibantai. Jika transaksi besar ada di depan mata, sudah terlambat untuk meraihnya. Carilah transaksi baru. Seperti sering dikatakan oleh para peselancar: "Selalu ada gelombang lain.". Orang yang tergesa-gesa dan terlambat menangkap gelombang biasanya adalah orang yang tersapu. Investor yang cerdas tidak mengatur waktu pasar. Kalau kehilangan sebuah gelombang mereka mencari gelombang berikutnya dan menempati posisi mereka. Itu sulit bagi kebanyakan investor karena membeli sesuatu yang tidak populer itu menakutkan. Investor yang takut-takut itu seperti domba yang mengikuti kawanannya. Atau ketamakan menjerat mereka ketika investor yang bijaksana telah mengambil keuntungan dan berpindah ke transaksi berikutnya. Investor yang bijak membeli investasi ketika investasi itu tidak populer. Mereka tahu keuntungan tercipta ketika mereka membeli, bukan ketika mereka menjual. Mereka menunggu dengan sabar. Seperti halnya seorang peselancar, mereka sudah berada di posisi, siap menantikan gelombang besar berikutnya. 4. Kuasailah sebuah Formula, Lalu Pelajari Sebuah Formula Baru: Kekuatan Belajar dengan CepatUntuk membuat roti, setiap tukang roti mengikuti resep, bahkan kalau resep itu hanya ada di otaknya. Hal sama berlaku untuk menghasilkan uang. Kebanyakan dari kita pernah mendengarkan perkataan, "Anda adalah apa yang Anda makan." Kiyosaki mempunyai pandangan yang berbeda. Dia berkata, "Anda menjadi apa yang Anda pelajari." Dengan kata lain, berhati-hatilah dengan apa yang kita pelajari, karena pikiran kita begitu kuat sehingga kita menjadi apa yang kita letakkan di kepala kita. Misalnya, jika kita belajar memasak, kita cenderung untuk memasak. Kalau tidak ingin menjadi koki lagi, kita harus mempelajari hal lain. Dalam hal uang, kebanyakan orang mempunyai satu formula dasar yang mereka pelajari di sekolah, yaitu: Bekerja untuk uang. Formula yang Kiyosaki lihat menonjol di dunia adalah setiap hari jutaan orang bangun, pergi bekerja, menghasilkan uang, membayar tagihan, menyeimbangkan pemasukan dengan pengeluaran, membeli sejumlah reksa dana, dan kembali bekerja. Itu adalah formula atau resep dasar. Jika kita letih dengan apa yang kita lakukan, atau kita tidak menghasilkan cukup uang, itu semata berarti kita perlu mengubah formula lama menjadi formula yang bisa menghasilkan uang bagi kita. Sebagian besar universitas menyelenggarakan kursus perencanaan keuangan dan membeli investasi tradisional. Itu tempat yang bagus untuk mulai, tapi Kiyosaki selalu mencari formula yang lebih cepat. Itulah sebabnya, secara rata-rata, dia menghasilkan lebih banyak uang setiap harinya daripada yang dihasilkan banyak orang seumur hidup. Di dunia saat ini yang berubah cepat, bukan lagi seberapa banyak yang kita ketahui yang penting, karena sering kali yang kita ketahui itu sudah kuno. Yang penting adalah seberapa cepat kita belajar. Keterampilan itu tidak ternilai. Tak ternilai dalam menemukan formula yang lebih cepat, resep, untuk menghasilkan uang. Bekerja keras untuk mendapatkan uang adalah formula lama yang lahir pada zaman manusia gua. 5. Bayar Diri Anda Terlebih Dahulu: Kekuatan Disiplin DiriKalau kita tidak bisa mengendalikan diri kita sendiri, jangan coba-coba menjadi kaya. Tidak masuk akal untuk berinvestasi, menghasilkan uang, dan menghabiskannya. Kurangnya disiplin dirilah yang membuat kebanyakan pemenang undian bangkrut tak lama setelah mereka memenangkan jutaan dolar. Kurangnya disiplin dirilah yang menyebabkan orang yang mendapat kenaikan gaji langsung membeli mobil baru atau mengikuti perjalanan dengan kapal pesiar. Kiyosaki berani mengatakan kurangnya disiplin diri adalah faktor pembeda pertama antara orang kaya, orang miskin, dan kelas menengah. Bila disampaikan secara sederhana, orang yang memiliki kepercayaan diri dan toleransi pada tekanan keuangan yang rendah tidak akan pernah bisa kaya. Seperti Kiyosaki katakan, satu pelajaran yang dia tarik dari Ayah Kaya adalah bahwa dunia akan mempermainkan kita. Dunia mempermainkan orang, bukan karena orang lain adalah pengganggu, tapi karena individu tersebut kurang memiliki kendali dan disiplin mental. Orang yang kurang memiliki keuletan sering kali menjadi korban mereka yang mempunyai disiplin diri. Agar berhasil membayar diri kita sendiri terlebih dahulu, ingatlah hal berikut: - Jangan terjebak dalam utang besar yang harus kita bayar. Jagalah pengeluaran kita tetap rendah. Bangunlah aset kita terlebih dahulu. Setelah itu, belilah rumah yang besar atau mobil yang bagus. Terjebak dalam Balap Tikus bukanlah hal yang cerdas. - Bila kita kekurangan uang, biarkan tekanan terbentuk dan jangan memakai tabungan atau investasi kita. Gunakan tekanan itu untuk mengilhami kegeniusan keuangan kita agar muncul cara-cara baru untuk menghasilkan uang lebih banyak, lalu bayar tagihan kita. Kita harus meningkatkan kemampuan kita menghasilkan uang lebih banyak, sekaligus kecerdasan keuangan kita. 6. Bayarlah Broker Anda dengan Baik: Kekuatan Saran yang BaikKiyosaki meyakini pentingnya membayar para profesional dengan baik, dan dia juga menerapkannya. Saat ini, dia memiliki pengacara, akuntan, broker properti, dan pialang saham yang dia gaji dengan tinggi. Mengapa? Karena jika orang-orang itu adalah profesional, jasa mereka pastilah mendatangkan uang bagi kita. Dan semakin banyak uang yang mereka hasilkan, semakin banyak uang yang kita peroleh. Kita hidup di Era Informasi. Informasi itu tak ternilai. Broker yang bagus menyediakan informasi bagi kita, juga meluangkan waktu untuk mendidik kita. Apa yang kita bayarkan kepada broker itu kecil dibandingkan dengan uang yang kita hasilkan dari informasi yang mereka sediakan. Menurut Kiyosaki, salah satu keterampilan manajemen yang diperlukan adalah manajemen SDM. Banyak orang hanya mengelola orang yang mereka anggap lebih bodoh serta ada di bawah kekuasaan mereka. Keterampilan yang sebenarnya adalah mengelola dan mengganjar orang yang lebih pandai daripada kita dalam sejumlah bidang teknis. Itu sebabnya perusahaan mempunyai direksi. Kita juga harus memilikinya. Itulah kecerdasan keuangan. 7. Menggunakan Aset untuk Membeli Kemewahan: Kekuatan FokusKiyosaki mengatakan, kalau orang tidak bisa menguasai kekuatan disiplin diri, yang terbaik baginya adalah tidak berusaha menjadi kaya. Kiyosaki berkata begitu karena walaupun membangun arus kas dari kolom aset itu secara teori mudah, yang sulit adalah keuletan mental untuk mengarahkan uang ke penggunaan yang tepat. Karena berbagai godaan dari luar, di dunia konsumeris seperti sekarang ini jauh lebih mudah mengeluarkan uang dari kolom pengeluaran. Dengan keuletan mental yang lemah, uang itu mengalir keluar hampir tanpa hambatan. Itulah penyebab kemiskinan dan pergumulan keuangan. Kiyosaki menyukai kemewahan, seperti halnya orang lain. Bedanya, Kiyosaki tidak membelinya secara kredit. Itu jebakan bersaing dengan tetangga. Ketika dia ingin membeli Porsche, jalan yang mudah adalah menelepon bankirnya dan mendapatkan pinjaman. Alih-alih memilih berfokus pada kolom liabilitas, dia memilih berfokus pada kolom aset. Sebagai kebiasaan, Kiyosaki menggunakan hasratnya untuk mengonsumsi untuk mengilhami dan memotivasi kegeniusan keuangannya untuk berinvestasi. Saat ini, terlalu sering kita lebih berfokus meminjam uang untuk mendaptkan hal-hal yang kita inginkan, bukannya berfokus menciptakan uang. Yang satu lebih mudah dalam jangka pendek, tapi lebih sulit dalam jangka panjang. Itu kebiasaan buruk yang kita lakukan, sebagai individu dan suatu bangsa. Ingat, jalan yang mudah sering kali menjadi sulit, dan jalan yang sulit kerap kali menjadi mudah. Untuk menjadi penguasa uang kita perlu menjadi lebih pandai darinya. Setelah itu uang akan melakukan apa yang diperintahkan kepadanya. Uang akan menaati kita. Bukannya menjadi budak uang, kita akan menjadi penguasa uang. Itulah kecerdasan keuangan. 8. Kebutuhan akan Pahlawan: Kekuatan MitosKetika masih bocah, Kiyosaki sangat mengagumi Willie Mays, Hank Aaron, dan Yogi Berra. Mereka pahlawan baginya, dan dia ingin seperti mereka. Namun Kiyosaki mempunyai pahlawan-pahlawan baru saat tumbuh dewasa, seperti Donald Trump, Warren Buffet, Peter Lynch, George Soros, dan Jim Rogers. Dia mengikuti investasi yang dilakukan oleh Warren Buffet, dan sebisa mungkin membaca sudut pandangnya terhadap pasar serta bagaimana dia memilih saham. Dia membaca tentang Donald Trump, berusaha mengetahui bagaimana dia bernegosiasi dan mendapatkan transaksi. Namun, pahlawan melakukan lebih dari sekedar menghilhami kita. Pahlawan menjadikan segalanya terlihat mudah. Menjadikan segalanya terlihat mudah meyakinkan kita untuk ingin menjadi seperti mereka. "Kalau mereka bisa melakukannya, saya juga bisa." Dalam hal investasi, terlalu banyak orang yang membuatnya terdengar sulit. Namun, carilah pahlawan yang menjadikannya terlihat mudah. 9. Mengajarlah Maka Kau Akan Menerima: Keuatan MemberiKiyosaki berkata, "Mengajarlah maka Anda akan menerima." Kiyosaki mendapati bahwa semakin banyak dia mengajari mereka yang ingin belajar, semakin banyak dia belajar. Jika kita ingin belajar tentang uang, ajarkanlah itu pada orang lain. Aliran gagasan baru dan perbedaan yang lebih baik akan muncul. Ada kalanya kita memberi dan tidak ada yang kembali, atau apa yang kita terima bukanlah apa yang kita inginkan. Namun, saat mengamati secara seksama, kita sadar bahwa pada saat-saat itu kita sering kali memberi karena ingin menerima, bukannya memberi karena perasaan senang yang muncul darinya. Ayah Kaya selalu mengajarkan caranya berbisnis kepada orang muda. Kalau Kiyosaki renungkan kembali, kemurahan hati Ayah Kaya atas apa yang dia ketahuilah yang membuat dia lebih pandai. Ada kekuatan dalam dunia ini yang lebih pandai daripada kita. Kita bisa mencapai tujuan kita dengan cara kita sendiri, tapi lebih mudah dengan bantuan kekuatan tersebut. Kita hanya perlu bersikap murah hati dengan apa yang kita miliki. Advertisement:
Jadi, bab "Memulai" dalam buku Rich Dad Poor Dad oleh Robert T. Kiyosaki mengajarkan bahwa kesuksesan finansial bukan hanya tentang memiliki pengetahuan, tetapi juga tentang mengambil tindakan nyata. Dengan memiliki alasan yang kuat, memilih bidang investasi yang tepat, belajar secara terus-menerus, dan mengatasi ketakutan serta hambatan, kita dapat mulai membangun kebebasan finansial kita.
Kiyosaki mengajak kita untuk berhenti menunda dan mulai mengambil langkah pertama, sekecil apa pun. Dengan disiplin, kemauan, dan lingkungan yang mendukung, siapa pun dapat mencapai kesuksesan finansial dan mengubah hidup mereka menjadi lebih baik.
|