Aku sudah tak mendengar kabar dari bibiku, Fern, selama hampir lima belas tahun. Tampaknya tak seorang pun dalam keluargaku yang peduli akan keberadaannya. Fern menderita skizofrenia dan keluar-masuk rumah sakit jiwa sejak berusia tiga belas tahun. Bahkan para dokter tak menganjurkan kami mengunjunginya. Padahal, dialah satu-satunya orang yang mengajariku untuk mengikuti kata hati dan mencintai diri kita sendiri. Aku menyesal telah meninggalkan Fern. Kini aku siap memperbaiki kesalahanku.
Itulah satu dari beberapa kisah perjalanan seorang pria mencari makna hidup. Setelah diberhentikan dari pekerjaannya, Lee Kravitz baru menyadari betapa dia telah begitu menjauh dari orang-orang yang mencintainya: istri, anak-anak dan teman-temannya.
Dia pun mulai membuat daftar: mencari sanak saudara yang terlupakan, memberi maaf pada musuh lama, mengunjungi teman lama yang pernah bertualang bersamanya ke Iran, hingga memenuhi janji pada seorang bocah Kenya. Satu tahun penuh dia curahkan untuk menuntaskan segala problematika hidup yang sempat terlupakan.
Pada akhirnya, Lee tidak sekedar menuntaskan urusan yang tertunda, tetapi juga mendapatkan kekayaan hati. Sejatinya, segala hal yang kita tunda justru memiliki kekuatan untuk mengubah, memperkaya, dan melengkapi diri.
