“(Allah) Yang menciptakan mati dan hidup untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya ….”
--QS Al-Mulk (67): 2
Buku ini mengajak kita untuk menjadikan kematian sebagai pendorong munculnya optimisme. Bila ketakutan diganti dengan optimism maka kematian akan mampu kita tempatkan seperti teman bagi kehidupan. Untuk itu, kita perlu berdamai dengan kematian. Bila itu bias kita lakukan, ajal pun akan kita songsong dengan senyuman. Saat malaikat pencabut nyawa dating, kita tak sungkan untuk mengucapkan “Assalamu’alaikum ya Izrail. Silakan engkau ambil nyawaku.”
“Sebuah buku yang mengajak kita berdamai dengan sebuah kepastian (kematian) melalui jalan bersalaman dengan kehidupan yang tidak pasti.” _Gobind Vashdev, Penutur Kebahagiaan
“Buku saudara Komaruddin Hidayat ini, menyimpan banyak pesan optimistik untuk menjemput kematian.”
--Haidar Bagir, penulis buku bestseller Buku Saku Tasawuf
Tentang Penulis:
Komaruddin Hidayat dilahirkan di desa Pabelan, Magelang, pada 18 Oktober 1953. Pria alumni Pondok Pesantren Pabelan ini merantau ke Jakarta untuk kuliah di Fakultas Ushuluddin IAIN (sekarang UIN). Kemudian beliau juga sempat melanjutkan studinya ke Middle East University di Turki dan McGill University di Kanada. Cendekiawan yang ramah dan bersahaja ini menjabat sebagai rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah menerbitkan banyak tulisan. Beberapa karyanya antara lain, Berdamai dengan Kematian, Psikologi Kematian, Psikologi Beragama, dan 250 Wisdoms. Sebagian besar menjadi bestseller di Indonesia.
Bukunya sangat bagus, bahasa yang digunakan juga mudah dipahami, terlebih lagi dalam buku tersebut disebutkan contoh-contoh yang nyata dan mudah dimengerti..
dengan buku ini pula banyak pertanyan-pertanyaan tentang kematian terjawab..
Terima kasih untuk penulis, Bapak Komaruddin Hidayat dan penerbit, juga terima kasih untuk belbuk yang sudah mempermudah pembelian...
:)