Di dalam UUD 1945 tidak satu pasal pun yang secara tegas mencantumkan tentang asas praduga tidak bersalah, berbeda dengan KRIS 1949 dan UUDS 1950, yaitu di dalam Pasal 14 ayat (1). Meskipun demikian, keberadaan asas tersebut telah ditemukan dan diatur di dalam Pasal 8 UU No. 14 Tahun 1970 sebagaimana telah diubah dengan UU No. 35 Tahun 1999 tentang Ketentuan Polok Kekuasaan Kehakiman, dan di dalam Pasal 18 UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.
Berbeda dengan asas persamaan keudukan dlam hukum, asas ini secara tegas diatur baik di dalam KRIS 1949 dan UUDS 1950 maupun UUD 1945 yaitu di dalam Pasal 27 ayat (1) UUD 1945. Permasalahan utamanya ialah bagaimana makna, pengaturan dan penerapan serta hubungan kedua asas tersebut, factor-faktor penghambat dan penanggulangannya pada sistem peradilan pidana Indonesia untuk masa mendatang.
Dengan berlandaskan latar belakang pemikiran ini, buku ini disusun dalam enam Bab terdiri atas; Bab I. Pendahuluan; Bab II. Perlindungan Hak Asasi Manusia di Indonesia; Bab III. Pengaturan dan Penerapan Asas Praduga Tidak Bersalah, hubungannya dengan Asas Persamaan Kedudukan dalam Hukum pada Sistem Peradilan Pidana Indonesia; Bab IV. Analisis Putusan Hakim dan Analisis Beberapa Putusan Bebas; Bab V. Hubungan Asas Praduga Tidak Bersalah dengan Asas Persamaan Kedudukan Dalam Hukum pada Sistem Peradilan Pidana Indonesia untuk masa yang akan datang; Bab VI. Asas Praduga TIdak Bersalah dalam Sistem Peradilan Pidana Belanda dan Amerika Serikat.
Buku ini sangat bermanfaat ketika kita ingin mengenal lebih dalam mengenai asas presumtion of innocence atau asas praduga tidak bersalah. Tidak cukup bagi kita untk melihat difinisi yg ada di dalam per-uu-an, sehingga buku ini bisa menjadi rujukan untk dibaca. Bagi diri saya sendiri, ini berguna untk referensi pembuatan buku saya.