“Permintaan terakhir dari seorang Nenek yang lagi sekarat.
Spesifik banget nenek minta musti gue yang beli ke Bandung
… dan harus balik sebelum jam satu!”
Beli brownies di Bandung. Apa susahnya, sih? Jakarta-Bandung cuma 2 jam-an lewat tol. Makanya, ketika Raka ditelepon bokap disuruh beli brownies Mama Cake di Bandung, dengan enteng dia berangkat bareng Willy dan Rio. Ketiga sahabat itu tak menyangka perjalanan sederhana mereka berubah menjadi petualangan yang mendebarkan.
Pertama, tol macet parah karena kecelakaan sehingga mereka memilih keluar Cikampek dan lewat Subang. Kedua, di Subang mereka menabrak cowok misterius nan ajaib. Ajaib karena cowok itu nggak apa-apa dan malah mengkhawatirkan mereka. Ini siapa yang nabrak dan siapa yang ditabrak sih? Belum lagi Raka ketemu pelayan aneh di Toko Mama Cake, Willy yang ngejar-ngejar cewek, dan Rio yang ngejar-ngejar sapi. Kesialan demi kesialan terus menimpa, membuat mereka bertengkar, berpisah.
Raka, Willy, dan Rio sama sekali tak mengira bahwa ada sebuah kekuatan lain yang menjadikan perjalanan mereka sebagai sebuah ujian. Ujian yang akan mendewasakan atau menghancurkan ketiga sahabat itu. Tergantung jalan yang mereka pilih.
“Kisah tentang persahabatan, pilihan, dan hidup. Benar-benar membuka mata dan hati!”
