Lovebird mencuri perhatian para kicau mania. Hal itu sepertinya menjadi ungkapan yang tepat. Variasi warna bulu sebagai ciri khasnya menjadi “mainan” baru bagi para hobiis. Belum lagi suara trecetan -nya yang banyak diburu para kicau mania.
Padahal, burung paruh bengkok ini dulunya hanya sebagai pendamping untuk memaster burung ocehan lain. Peringkatnya langsung merangkak naik begitu ada lovebird berbandrol selangit. Burung cinta ini pun sudah bisa ditangkarkan dan banyak breeder yang mampu mencetak suara sesuai keinginan, belum lagi breeder yang mampu mencetak bulu-bulu eksotis. Daya tariknya sebagai burung hias dengan variasi corak bulu yang eksotis semakin menambah daya pikatnya.
Perawatannya pun relatif mudah dan tidak merepotkan. Walaupun demikian, nyatanya tidak semua penggemar yang memeliharanya bisa menjadikannya burung unggulan kontes. Buku ini ingin menuangkan cerita dan pengalaman tentang si paruh bengkok, mulai dari teknik breeding , memilih bakalan, merawat, hingga membuatnya menjadi unggulan kontes, baik dari warna bulu yang eksotis maupun kombinasi suara yang mumpuni.