Sinopsis
Di Indonesia, komunikasi politik, sebagai disiplin ilmu, telah lama tercantum dalam kurikulum ilmu sosial-baik dalam kajian ilmu komunikasi maupun dalam kajian ilmu politik. Mahasiswa bukanlah satu-satunya kelompok yang tertarik dengan komunkasi politik. Para komunikator politik-dalam buku ini digolongkan menjadi tiga: politisi, profesional, dan aktivis-juga telah lama terlibat dalam kegiatan komunikasi politik. Anggota-anggota DPR (yang calon, sudah jadi, atau “direcall”), para pejabat (yang dipilih, diangkat atau dipecat), para pengamat politik (yang berjuang demi idealsime atau bisnis melihat dengan cermat fenomena komunikasi politik.
Terlibat secara langsung atau melihat dengan cermat suatu fenomena tidak dengan sendirinya memahaminya. Untuk memahami, kita memerlukan perangkat teoretis. Karena berbagai hal, baik komunikatif maupun politis, literatur komunikasi politik tidak cukup tersedeia di sini. Untuk memenuhi kebutuhan inilah, buku Dan Nimmo, Political Communication and Public Opinion in America diterjemahkan. Buku ini disusun menurut kerangka (taksonomi) Lasswell: Who say what with what channel to whom with that effect.
Pada buku kesatu ini, Nimmo bercerita tentang para komunikator politik bagaimana mengidentifikasi mereka dan apa peran yang merka mainkan. Selanjutnya Nimmo membawa kita pada pesan-pesan politik-pada permainan bahasa untuk kepentingan politik. Di sini ia menjelaskan tiga jenis penggunaan bahasa untuk mempengaruhi dan meyakinkan publik: propaganda,periklanan, dan retorika politik. Terakhir Nimmo membahas media poltik, baik yang bersifat interpersonal organisasional maupun massa.