Tweet |
|
Harga: Rp140.000
|
Filsafat, yang didudukkan antara ilmu dan religi, masih juga perlu dipilah dari yang disebut pandangan hidup dan pandangan dunia, tentang manusia dan jagad raya. Baik ilmu maupun religi berperan mengisi pandangan hidup dan pandangan dunia ini, yang secara sangat aktual kini bermuara pada sikap menghadapi lingkungan alam, ekologi. Di perguruan tinggi seyogianya filsafat mendapat tempat sebagai inter-fakultas, dengan kemampuan melayani fakultas-fakultas lain dengan materi suatu "Studium gereale" (Toeti Heraty Noerhadi-Roosseno)
Apa yang dapat disumbangkan Ilmu Pengetahuan Budaya untuk mengatasi krisis multidimensional yang menggerus landasan bangun ke-Indonesia-an dalam dua tataran tersebut? Kajian tradisi tulis, sejarah, dan kajian budaya dapat menunjukkan kearifan dan model tata pemerintahan yang bersih di masa lampau maupun di masa kini. Kajian etika dan filsafat kenegaraan dapat diusung untuk menawarkan ketahanan mental. Namun, sumbangan terbesar ilmu-ilmu pengetahuan budaya justru terletak dalam upaya memperkuat bangunan dalam tataran kedua -- yakni proses pembentukan visi bersama dalam rumah Indonesia. (Melani Budianta)
Demikianlah Ilmu Pengetahuan Budaya dan Tanggung Jawabnya: Analekta Pemikiran Guru Besar FIB UI memberi kita pengertian tentang bagaimana, dengan perangkat khas yang dimilikinya, kita dapat membaca masyarakat dan memahami proses humanisasi kita sebagai bangsa. Dengan alat itu kita menelusuri budaya dan cara hidup, mengungkap masa lalu dan "menjadikannya relevan dengan masa kini", membangun saling pengertian dan toleransi, menjelaskan kebangsaan kita, "menelisik secara kritis narasi kebangsaan kita," dan menghargai identitas kita. Secara konkret ilmu pengetahuan budaya dapat menjawab masalah masyarakat, misalnya, melalui penelitian dan revitalisasi serta perencanaan bahasa dapat mempertahankan kebabangsaan dan kemanusiaan kita.
(Riris K. Toha-Sarumpaet)
Purwadi | Rafael Raga Maran | Judith Schlehe | Paul A. Erickson | Achmad Fedyani Saifuddin |