Ayub maklum. Hidup di dunia ini penuh penderitaan. Dan ia percaya, pada akhirnya Allah akan menyatakan bahwa ia benar. Atas dasar itu ia bicara tentang teodise—pengaturan dunia oleh Allah.
Ayub menolak logika yang dibaurkan oleh sahabat-sahabatnya dengan teologi mereka. Ia memang sependapat dengan mereka. Dunia diatur oleh Allah sesuai dengan kaidah moral: perbuatan yang benar diindahkan, perbuatan jahat dihukum.
Sayang kaidah moral itu dikembangkan oleh sahabat-sahabat itu secara logis, berdasarkan keadaan riil Ayub. Tapi justru itulah yang sangat bertentangan dengan pengalaman riil Ayub, yang diurai jelas oleh buku ini.
Dengan demikian kita mengerti bahwa dalam kasih Allah, rahasia penderitaan, tujuan, dan kekuatannya ditemukan.